Roger masih tidak paham dengan semua yang terjadi. Posisinya yang masih lemah karena baru sadar belum dapat mencerna semua yang terjadi. “Anna?” berupaya memanggil istrinya itu lagi, Roger goncang bahunya, ditepuk pipinya yang memutih. Namun, hanya ada gumaman pelan yang tak mampu Roger tangkap itu artinya apa. Hingga darah yang kian parah mengalir membuat Roger terpaksa tidak terpaksa hendak membangkitkan tubuh Anna kalau tidak ingin istrinya mati konyol karena kehabisan darah. “Anna?” dipanggilnya lagi, tak peduli tentang pemikiran Anna sedang hamil ataupun tidak. Yang pasti, Anna tidak boleh mati dulu. Roger belum mendapatkan yang dirinya inginkan. Anna belum hancur sehancur-hancurnya. Tidak, Anna tidak boleh mati dulu. “Hai, Anna, bangun?!” Roger menatap pintu keluar, hendak me

