"Ading!" Ada rasa sakit di hati Satria karena penolakan Siti. Tapi Satria sadar Siti pasti lebih sakit lagi hatinya karena merasa Satria tidak bisa menghargai perasaannya. "Ading," panggilnya dengan selembut mungkin. Siti menundukan kepalanya, tak mau beradu pandang dengan Satria. Satria menghela nafas berat. Sungguh pertemuan seperti ini di luar bayangannya, Satria membayangkan pertemuan mereka akan penuh dengan peluk, dan cium penuh kerinduan, bukan sekaku ini. "Ading bagaimana keadaanmu? Keadaan kandunganmu, Aa sangat mencemaskan dirimu Ading." "Aku baik-baik saja, Aa, tidak ada yang perlu Aa cemaskan." "Ading." "Kita bicara di dalam saja, Aa." Siti membuka pintu kamar tempatnya menginap. Satria masuk lalu duduk di tepi dipan, Siti ikut duduk di tepi dipan juga, tapi ia member