40. Sisa Kebenaran

2333 Kata

"Dalam hening, ku sebut namamu. Dalam sakit ku butuh dirimu, dalam tawa ku ingin bersamamu." ---- "Uma ... Chava rindu." Chava memeluk erat tubuh Salamah setelah mereka tiba di rumah. Bersikap seolah-olah tidak ingin lagi terpisahkan dengan ibu asuhnya tersebut. Sepulang dari kantor polisi, ia dan Ashraf sengaja membawa wanita paruh baya itu untuk ikut tinggal bersama. Lagi pula, Salamah juga sebatang kara sekarang. Suami dan anak semata wayangnya memang sudah lama meninggal dunia. Di ruang keluarga, mereka semua berkumpul. Duduk bersama, menunggu waktu sholat magrib sembari mendengarkan Salamah bercerita. "Uma juga kangen sama kamu," balas wanita itu. "Alhamdulilah kamu punya suami seperti Ashraf yang bisa melindungimu dari kejahatan Ahmed." Chava mengulas senyum. Sebenarnya masih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN