Bram masih menikmati kebersamaannya dengan Dara di kantor. Duduk berdua sembari memeluk tubuh sang istri dari belakang, di sofa panjang setelah selesai menyantap makan siang. Bram begitu erat memeluk istrinya, seolah tak ingin kehilangan atau melepaskan tubuh perempuan yang sedang hamil anaknya tersebut. "Aku dengar dari Lian tadi, seharusnya kamu ada meeting bukan?" tanya Dara dengan mata terpejam menikmati belaian Bram di lengannya. "Seharusnya, tetapi Lian bisa handle," jawab Bram masih menc*mbu tubuh istrinya dengan mengecup kepala dan belakang leher berkali-kali. "Kenapa? Apa karena aku datang?" "Tidak juga. Memang sejak pagi Lian yang meng-handle beberapa meeting di kantor. Banyak laporan dan dokumen yang belum aku tanda tangan." "Apakah masih belum selesai?" Dara menengokkan