Bernapas Lega

1067 Kata

Aku menggendong Edo dan kami bergegas menuju taksi online. Aku duduk di kursi belakang, mencoba menenangkan Edo yang terus menangis, sementara Bik Subi tetap di rumah. “Bu, sudah di mana?” tanya Rendi dari sambungan telepon dan aku menjawab seadanya. Tadi aku menghubungi Rendi, tapi saking paniknya aku meminta Rendi untuk terus ke rumah sakit dan bertemu di sana. Sepanjang perjalanan, aku terus memeluk Edo, merasakan ketakutan yang mendalam. "Tolong bertahan, Sayang. Kita akan segera sampai di rumah sakit," bisikku sambil berusaha menahan air mata karena Edo terlihat kesulitan bernapas. Begitu tiba di rumah sakit, kami langsung menuju unit gawat darurat. Para dokter dan perawat segera mengambil alih setelah aku menjelaskan kronologinya—memeriksa Edo dengan cepat dan memberikan perawata

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN