Bathtub Meresahkan

1045 Kata

Aku enggan beranjak dari kasur, bukan karena masih ingin bergulat dengannya, tapi karena terlalu lelah hingga lututku linuninu. Zein masih betah memelukku dari belakang membenamkan wajahnya di leherku sesekali mengecup dan mengigitnya. “Mas …,” protesku saat tangannya meraba duo kesayangannya. Aku mendengar cekikiannya. Terlalu lelah untuk bangkit dari kasur, tapi tetap harus karena semua pasti sedang menunggu di restoran hotel untuk sarapan bersama. “Kita pesan layanan kamar saja, Sayang,” sarannya dan aku menolak. Aku segera duduk, mana boleh tidak turun sarapan memangnya kami ini pengantin baru. Aku segera beranjak, tapi Zein menahanku dan memelukku kembali. “Mas …!” Zein memajukan bibirnya memintaku mengecupnya. Hah, suamiku ini meresahkan. Aku mandi lebih dulu, menolak diajak mand

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN