Langit Malam Tanpa Bintang

1261 Kata

Aku terpaku sementara Zein mengambil Edo dari gendonganku. Aku keluar dan turun dari mobil hingga semua mata tertuju padaku. Butiran air jatuh, satu per satu, membasahi pipiku yang telah lama basah oleh air mata. Langkah kakiku terasa berat, seolah bumi enggan mengizinkannya melangkah maju, menghadap kenyataan yang pahit dan tak terelakkan. Tertatih aku berjalan dengan tatapan lurus ke depan, tapi terasa kosong. Seseorang menghampiriku berusaha memapahku, tapi aku menolak. “Sayang,” panggil Zein menahanku dan aku juga menolaknya. “Papa sudah menghubungi kalian sejak satu jam yang lalu, tapi tidak bisa,” ujar Papa pada Zein sementara aku masih terus berjalan melihat Ibu di ambang pintu menyambutku. Ibu menghalangiku, kakiku tak tahan melihat tubuh kaku berselimut kain batik di dalam sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN