Sesakit dan sehancur apapun hidupnya Arumi bisa telan dalam diamnya. Tapi, tidak jika melihat anaknya yang tersakiti. Percaya atau tidak, dia sudah mati-matian mencoba mengalah, saat Deva bersimpuh memohon supaya diizinkan untuk tetap mencintai Leora. Tidak mudah, itulah kenapa dia juga butuh sedikit waktu untuk berdamai dengan rasa sakitnya. Membujuk ego dan menguatkan hatinya menerima adik pemerkosa Alana itu demi kebahagian anaknya. Arum mendoktrin benaknya. Mengingat sebaik apa gadis yang pernah ditemuinya itu, meski hanya sesaat. Membayangkan lagi senyum bahagia dan tawa lepas anaknya saat bersama Leora. Benar kata Deva, dia bahkan tidak pernah meminta apapun. Hanya sekali itu, dengan bersimpuh memohon dan ketakutan akan kehilangan sesuatu yang membuatnya bertahan. Saat itulah Arumi