Tadinya Deva pikir setelah bisa menyeret Reni dan Fariz untuk mempertanggungjawabkan kebiadabannya, maka kasus kematian Alana pun akan selesai. Ternyata tidak, tapi malah meruncing ke tersangka lain yang tidak pernah terpikir oleh mereka sebelumnya. Hebat itu ketika mamanya masih bisa bersikap tenang di depan papanya. Padahal sama seperti Deva, mamanya pun pasti ingin memaki tua bangka brengsekk yang telah membawa bencana di keluarga mereka. Andai saja Akbar dulu tidak selingkuh dengan perempuan iblis seperti Salma, kehidupan mereka juga tidak akan hancur seperti ini. “Aku berangkat dulu, Ma!” pamit Deva dari tangga bablas langsung ke depan. “Sarapan dulu!” seru Arumi yang duduk di meja makan bersama Akbar. “Tidak lapar,” sahut Deva. “Mama bilang sarapan dulu!” Menghentikan langkah