“Jadi selama ini kamu tinggal di sini?” tanya Rahma ketika mobil mereka berhenti di depan kawasan kost-an yang ditinggali Dino.
Dino mengangguk. “Iya. Aku sudah menyewa tempat ini jauh sebelum ada konflik dan masalah. Aku menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk menyendiri. Semacam tempat bersembunyi dan tempat di mana aku bisa menjadi diri aku sendiri.”
Rahma tersenyum, tapi kemudian sedikit merasa cemas. “Tapi ... tante Margaretta tidak tahu tempat ini, kan?”
Dino menggeleng. “Dia tidak tahu, kok.”
“Baguslah,” tukas Rahma.
“Kalaupun dia tahu, lalu dia mau apa. Dia bukan siapa-siapa lagi,” lirih Dino.
Rahma mengangguk samar. Setelah itu Dino membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu. “Ayo mampir dulu. Nanti aku akan anterin kamu pulang ke rumah.”
Rahma menolak. “Nggak usah. Kamu
