Tuan Muda dan Upik Abu – 111

1996 Kata

Daus menatap nanar pada bangunan gudang tua di samping rumahnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? apa yang hendaknya ia perbuat pada Giselle? Daus mengangkat kantong plastik berisi martabak di tangannya. Martabak itu pasti sudah dingin karena Daus membelinya sejak sore tadi. Sekarang langit sudah menggelap dan Daus baru tiba di rumahnya. Hari ini Daus merasa teramat lelah. Ia menghabiskan waktu untuk mencari keberadaan Aya seharian penuh ke sana ke mari. Daus bahkan juga membolos karena hal itu. “Haaaah ... aku benar-benar bingung harus berbuat apa,” bisiknya lirih. Ia merasa seperti dipermainkan oleh semesta. Daus teringat saat pertama kali bertemu dengan Giselle di jembatan penyebrangan. Saat itu Giselle berniat hendak mengakhiri hidupnya. Ada sebuah pikiran jahat yang tiba-tiba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN