135. Bahagia dan Duka

2009 Kata

Harusnya Aya dan Alfian bisa tiba di rumah lebih awal jika mereka tidak bermain-main terlebih dahulu. Keduanya merasa was-was saat mobil itu memasuki gerbang kediaman Sanjaya. Wajar saja, jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul 22.00 malam. Aya tak henti-henti meneguk ludah dengan tatapan cemas. “Pokoknya nanti, jadiin aja gue alasan. Bilang aja kalo gue ngajakin lo ke pesta ulang tahun salah satu teman kita,” ucap Alfian. Aya menatapnya. “Mana boleh begitu. Nanti kamu yang dapet masalah gimana?” “Nggak apa-apa, kok.” Alfian pun sama cemasnya, tapi ia berusaha santai. Mobil melesat melewati area parkiran yang tampak sepi. Mobil Handoko dan Margaretta tidak terlihat di sana. Aya dan Alfian sontak saling pandang, ada sedikit harapan untuk sebuah rasa lega bukan? “Sepertinya Papa sama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN