BAB-27. APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN?

905 Kata
BAB-27. APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN? "Bagaimana menurut mu? Apa aku terlalu berakting berlebihan menjadi seorang istri?" tanya Ivory dengan memakan cemilan di atas sofa yang berada di ruang tengah, gadis itu masih mengapit ponsel diantara kepala dan bahunya. "Ya kurasa, Lucas adalah tipikal pria yang sangat sulit di lunakkan, aku pikir dia akan melunak dan menganggap mu baik jika kau bersikap baik, seperti rencana kita sebelumnya Ivory mengangguk ia memang merencanakan semua sikapnya dengan Bella, berharap Lucas bisa melihat kebaikannya dan memberikan ia kehidupan yang layak sebagai seorang istri, bukan sebagai seorang tahanan. Tolong catat, bukan sebagai tahanan! "Kau tau Bella, baru satu hati aku di sini dan aku sudah merasa sangat bosan dengan semua yang terjadi. Aku ditinggalkan di mansion besar sendirian tanpa ada teman atau apapun yang bisa membuat aku bahagia. Setiap detik ku terasa bosan dan tanpa makna, berbeda sekali sebelum aku bertemu dengannya dan aku bersama dengan mu, aku akan melewatkan setiap detik penuh dengan memori dan kebahagiaan yang kita buat bersama." "Aku juga merindukanmu Ivory, meskipun baru satu hari kita tak bertemu tapi tetap saja rasanya aku rindu denganmu, oh iya bagaimana kabarmu? Sejak kau memulai pembicaraan kita kau hanya membahas perihal Lucas." "Aku baik-baik saja Bella, tapi seperti yang sudah aku katakan kepadamu aku bosan dengan kehidupan ku sekarang, aku jadi seorang istri tapi berkehidupan layaknya seorang tahanan." "Apa tak ada fasilitas menyenangkan di mansion suami mu itu?" "Oh Hell! Aku masih belum terima jika dia disebut sebagai suami ku, kau tau kan aku menafsirkan kata suami sebagai pria yang akan selalu ada di sampingku, pria yang sangat aku cintai, dan sangat aku banggakan. Tapi Lucas? Cih, dia justru kebalikan dari semua itu, Bella! Astaga aku sangat kesal!"Ivory merutuk dengan keras tapi suara Ivory justru terdengar begitu menggemaskan bagi Bella. Gadis itu tersenyum manis mendengar tingkah laku Ivory yang tak juga berubah meski status sahabatnya itu telah berubah menjadi seorang istri. "Jangan seperti itu Ivory, kau tak boleh merendahkan suami mu sendiri." "Oh jadi kau sekarang pro kepadanya, Bella?" "Tidak bukan begitu, maksud ku adalah kau tak boleh menjudge dia sedangkan kau sendiri tak begitu mengenalnya. Kau tau kan maksud ku?" "Ya ya ya, aku paham." "Lalu sekarang bagaimana rencana mu selanjutnya?" "Entahlah, aku tak bisa berpikir lagi selain diam dan melihat kondisi selanjutnya." "Kurasa itu adalah pilihan terakhir yang kau miliki untuk saat ini, Ivory. Sudahlah terima saja, lagi pula siapa lagi gadis yang menolak takdir untuk menikah dengan seorang Lucas, dia adalah milyader ternama dan harusnya kau bangga punya suami seperti dia." "Kau ini, ku lihat-lihat sudah seperti penggemar Lucas saja. Apa kau menyukainya?" tanya Ivory serius ia bahkan menghentikan acara makannya. "Astaga mana bisa aku jatuh pada pesona es berjalan itu." "Lalu, kenapa kau sangat membela?" "Astaga Ivory, mari kita bicara tentang logika saja. Pertama kali hanya berlibur kemudian berakhir terjebak dengan si Lucas itu, Yanga syukurnya adalah seorang milyader yang bahkan tanpa kau bekerja dan mengemis kau bisa membela apapun yang ada di dunia ini menggunakan uang pria itu, yang kedua kehormatan mu terangkat dalam waktu semalam saja. Ingatkah Ivory, sekarang dunia telah mengenalmu sebagai istri Lucas." "Istri pengganti," ucap Ivory mengoreksi ucapan Bella yang dinilainya kurang tepat. "Ya baiklah istri pengganti." "Dan kau tau Bella, tadi pagi tensi ku naik tiba-tiba gara-gara pria itu!" "Apa? Katakan apa yang pria itu lakukan hingga tensi mu naik dengan cepat Ivory? Apa dia memarahimu karena alasan yang konyol?" "No, sebenarnya aku yang memarahinya." "WHAT?! KAU MEMARAHI LUCAS?!" "Ya, karena aku kesal!" "Oke oke, baiklah apa yang membuatmu kesal dan alasan apa yang kau miliki hingga kau memarahi suami mu itu?" tanya Bella dengan sentakan tajamnya. Ia begitu terkejut dengan ucapan Ivory sekaligus pengakuan gadis itu mengenai apa yang ia lakukan pagi ini pada Lucas. "Ya dia akan pergi tanpa sarapan pagi ini, tentu saja aku marah karena dia tak menghormati kerjaku. Aku sudah masak dari pukul empat pagi untuk sarapannya dan dia dengan sangat tenang berniat pergi tanpa mencicipi gas masakan ku, tentu saja aku mengamuk kepadanya!" "Hahaha jadi kau memarahi Lucas hanya karena pria itu tak sarapan dan tak menyentuh sedikitpun hasil masakan mu?" "Ya tentu saja! Kau tau kan betapa marahnya mendiang Mommy ku jika aku tak menghargai masakan yang sudah beliau buatkan susah payah untuk ku. Dan pagi ini aku merasakan hal yang sama aku sungguh tak suka, oleh karena itu aku spontan marah pada Lucas!" "Ya Tuhan kau ini ada-ada saja Ivory, kau bahkan belum satu minggu menjadi istri pria itu tapi kau sudah berani memarahinya. Bahkan yang lebih parahnya lagi, kau baru mengenal Lucas tak genap dua hari. Kau memang luar biasa, aku bangga pada dirimu Ivory," ucap Bella bangga mendengar apa yang dilakukan gadis itu pada Lucas. Hell! Semua orang akan tunduk pada Lucas mengingat kuasa pria itu yang sudah menjamur ke seluruh penjuru dunia ini, tapi bagi Ivory kuasa Lucas tak ada harganya sama sekali, buktinya Ivory berani memarahi Lucas di hari pertama mereka menjadi suami istri yang sah. "Ya mau bagaimana lagi, aku sangat kesal kepadanya oleh karena itu aku spontan memarahinya seperti mendiang mommy yang dulu memarahiku jika berangkat bekerja tanpa sarapan terlebih dahulu." Ivory meletakkan cemilan yang ada di tangannya dan berjalan menuju pantry masih dengan tangannya yang memegang ponsel untuk selalu dekat dengan telinganya. Setelah sampai di pantry, Ivory meloudspeaker ponselnya sementara ia berjalan menuju ke lemari pendingin untuk meraih botol air mineral dan meminumnya dengan posisi berdiri. "Lalu kau sudah melakukan apa dengan Lucas?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN