Derrel’s POV Aku merasa gugup, deg-degan luar biasa. Kuhembuskan napas berulangkali. Kuatur napasku dan aku harap anxiety disorderku nggak kambuh di saat moment penting ini. Kulihat bayanganku di cermin. Kurasa semua sudah terlihat sempurna. Hanya pengendalian emosiku yang harus diatur lagi, karena perasaan gugup dan berdebar-debar itu terus menghantui. Kurasakan sebuah tepukan menimpa bahuku. Kulirik seseorang yang berdiri di sebelahku. “Jangan gugup Rel. Rileks saja. Semua pasti berjalan lancar.” Aldefan tersenyum. Kubalas senyumnya. Aku tak pernah menyangka kami menjadi sahabat baik sekarang. Bahkan dia seperti seorang sahabat sejati yang selalu siap membantuku tanpa pamrih. Dia dan Rayya sudah banyak membantuku dan Andriana hingga kami melangkah di detik ini. “Terimakasih banyak A
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


