Aldefan’s POV Ray, hari ini aku pulang terlambat, aku ada rapat. Love you and miss you so.. Kukirim pesan WA untuk Rayya. Maaf, Ray aku harus berbohong. Kurutuki diri sendiri karena aku sama sekali tak punya pilihan lain. Aku mungkin sudah tak bisa mencintai Derrel seperti dulu, tapi aku tak bisa untuk tak peduli padanya. Ya apa salahnya berbicara dengannya, seperti apa yang dia katakan di pesan WA-nya, sebagai teman lama? Bahkan aku ragu, apa kami bisa berbicara sebagai teman lama? Sambil menyetir pun pikiranku terus semrawut. Aku memikirkan Rayya, tapi aku juga ingin melihat kondisi Derrel. Isi pesan Derrel membuatku tak tenang. Bermacam spekulasi menari-nari di kepala. Apa Derrel sedemikian desperate dan frustasi hingga mengacau di pesan yang ia kirimkan? Ray belum juga membalas WA

