Pak Shendy mengembuskan napas kuat-kuat. Ia sudah tidak yakin lagi dapat menyabarkan diri menghadapi mulut nyinyir istrinya ini. “Astaga! Sudah, sudah Bu! Cukup! Mau Bapak jelaskan sampai berapa kalipun ke Ibu, bakal percuma saja karena Ibu merasa diri Ibu adalah yang paling benar. Ibu nggak pernah bisa menerima pendapat dari orang lain. Asal tahu Bu, Ibu nggak pantas, merendahkan dan menuduh Laksmi seperti itu,” balas Pak Shendy geram. Bu Lestari mengernyitkan kening, mendapati ketersinggungan yang tampak di wajah sang suami. “Bapak nggak berhak tersinggung begini. Bapak harusnya introspeksi! Huh! Sebegitunya membela selingkuhan Bapak! Dasar Laksmi si penggoda itu memang cocoknya sama tukang selingkuh seperti Bapak!” ingin

