Untunglah, ketakutannya tidak terbukti. Taufan seperti menyadari kesalahannya. “Terima kasih sudah diingatkan, Bu Sabrina. Maaf, saya lepas kendali, tadi itu. Soalnya, saya sudah capek menghadapi Laksmi. Adik saya ini, terus-terusan mempermalukan saya. Teman-temannya bilang, dia sering jalan dengan om-om. Kalau dibilangin malah bandel, ngebantah saya terus,” jelas Taufan dengan nada datar, seakan-akan kemarahannya telah sepenuhnya mereda. Wajah Laksmi langsung menegang. “Bohong Bu, bohong! Itu sangat mengada-ada. Saya nggak pernah jalan dengan om-om manapun. Tadi itu, kami sama sekali bukan sedang meributkan hal itu! Itu hanya alasan Kak Taufan saja!” secepat kilat Laksmi menyangkal. Usai berkata demikian,

