Saat aku bangun, matahari telah meninggi. Jendela kamarku yang tidak tertutup memberikan sensasi menyilaukan dari matahari yang terlihat kokoh di luar sana. Ini pertama kalinya, aku terbangun karena silau mentari. Biasanya, matahari bersinar malu-malu dan suhu udara di sekitar sangat dingin dan membuatku membeku. Namun, tidak apa. Seperti pepatah, roda pasti berputar. Aku hanya bisa mensyukurinya. Lagipula, dibangunkan karena silau mentari juga bukan hal yang buruk. Sesekali, aku ingin merasakan hal baru. Aku perlahan bangun dan duduk di kasurku, berusaha mengais kesadaran yang masih amburadul dan tidak ketahuan rimbanya. Aku masih sedikit mengantuk, tapi tidak masalah. Aku sudah tidur cukup panjang, kurasa. Jadi, ini saatnya bangun dan pergi sarapan bersama keluargaku. Keluarga. Aku seg

