Aku masuk ke dalam rumah dan keluargaku sudah menungguku. Ayah, ibu dan Sena, sudah duduk di ruang makan. Bagas duduk lebih dulu, baru kemudian aku. Pantatku baru menyentuh kursi, ketika ibu mulai mengambil piring dan memberiku nasi serta lauknya. Menu hari ini cukup mewah, nasi putih dengan daging. Aku mengucapkan terima kasih dan ibu tidak mengatakan apapun. Dia hanya mengisyaratkan agar aku segera makan. Aku tidak mau mencari gara-gara dengan membantah ibuku atau melakukan sesuatu yang tidak dia suka. Aku pun segera makan. Namun, makanan ibu hari ini, sama sekali tidak ada rasanya. Ayah, Bagas dan Sena, terlihat tidak mengeluh. Mereka makan seperti biasa, sangat lahap, membuatku sangat malu jika harus protes sendirian. Aku pun memakan makananku tanpa banyak mengeluh. Ini hanya hambar,

