02: Gak Jadi Feeling Good

1062 Kata
"Cieleh Mbak, tuh muka kok lecek amat kayak ketiak gua!" Jeni langsung melompat kearah Putri yang sedang bertopang dagu itu. Di sebelahnya ada Vino yang sedang mengemut permen lolipopnya. "Tuh bocah kan emang b***k Jen, kapan coba beningnya?" "Bangsad klean anak syetan!" Umpat Putri kesal. Udah kesel gegara makanannya dibuang cuma-cuma oleh Mas Elangnya, eh .... dua titisan anak setan ini malah ngerecokin dirinya. "Duh si eneng, kalo ngomong ngegas amat!" Sahut Vino sambil mengacak rambut Putri membuat Putri mendengus kesal. "Iiiih rambut gue, Vi...." rengek Putri lalu setelah itu mengambil kaca dari sakunya yang selalu dia bawa kemana-mana, dirapikanya rambutnya yang berantakan oleh ulah Vino tadi sambil mendecak sebal. Jeni di sebelahnya melirik sinis, "ck! Lo mah dandan mulu yang dinomersatuin, Mas Elang tuh gak suka cewek manja dan kecentilan kayak lo!" Ucapan pedas dari Jeni itu langsung membuat mata Putri melebar. "Seriusan Jen? Trus yang disukai Mas Elang tuh yang gimana?" Kali ini gadis berponi rata itu sudah menoleh sepenuhnya kearah Jeni. Sekedar info Jeni adalah Adik dari lelaki berwajah datar dan bersifat cuek itu. Kenapa mereka berdua Adik Kakak tapi sangat berbeda? Tanya aja sama Emak Bapaknya yang buat mereka. "Setahu gue sih Mas Elang gak pernah bahas cewek, apalagi sampe ke tahap suka, mending lo mundur aja deh Put soalnya kalo kata Dilan mah berat, kamu gak akan kuat." Ujarnya dengan sok puitis. Putri dan Vino mencibir terang-terangan. "Ck! Lagian ada banyak spesies lelaki disini, kenapa lo malah nguber yang kayak Mas Elang sih, Put?!" Sahut Vino tak santai, menurutnya temanya ini sudah terlalu dibutakan oleh bucin yang kadarnya udah gak wajar. Putri melirik sinis, "kalo gue bisa pindah ke lain hati seenak udel mah gue gak bakal repot-repot gegana kayak gini!" Balas gadis itu memanyun, pulpen yang ada ditanganya dia tusuk-tusukan ke bukunya. Tiba-tiba sebuah rencana muncul di otaknya. Apa dia pake jaran goyang aja, ya? Atau mungkin ... pelet? Ck! Edan emang dirinya. Tapi kalo berhasil mah hayuk-hayuk wae! "Napa lo ngelamun gitu? Gue tebak lo pasti lagi mikirin yang aneh-aneh!" Sinis Jeni saat menyadari perubahan raut Putri. Putri berkedip beberapa kali, tanganya menyibakkan helaian rambut disekitar telinganya. "Apa gue ke Mbah Dukun aja, ya?" Tanyanya dengan kerlipan innocent nya. Vino hampir tersedak batang permen lolipopnya. "g****k ANJING!" Umpatnya tanpa basa-basi. "LO MAU PELET MAS GUE?!" Pekik Jeni heboh sendiri, untung kelas sedang sepi karna istirahat semua orang sedang pergi ke kantin. "Kalo berhasil kenapa nggak?" Jawab Putri enteng tanpa beban. "Sejujurnya gue udah frustasi dapetin Mas lo Jen, segala cara, upaya, dan apapun yang gue lakuin itu gak ngefek. Depresi nih gue lama-lama!!!!" Putri lalu mengacak-acak rambutnya sampai tak berbentuk, padahal pas Vino ngacak rambutnya tadi dia sudah ngamuk-ngamuk. Yah ... dimana-mana cewek selalu benar! Jeni dan Vino saling bertatapan lalu kemudian menggeleng prihatin, temanya ini sudah bukan overdosis bucin lagi. TAPI UDAH CINTA MATI! ***** "Lo yakin nih bakal berhasil?" Tanya Putri kurang yakin. Jeni mengangguk cepat, "iya ih! Percaya sama gue!" Desisnya tajam membuat Putri mau tidak mau menuruti perkataanya. Perlahan kaki Putri melangkah ke dalam kantin, rencana yang diberikan Jeni sih masih fine-fine aja, tapi masalahnya kalo meleset gimana?! Kan anying! Dengan langkah sok terseok-seoknya ditambah tangan yang memegang pelipis dengan gaya orang penyakitan, Putri mulai melancarkan aksinya, diliriknya Mas Elang yang sedang duduk khitmat makan bersama kedua temannya itu sambil terus membatin. 'Kalo sampek gagal gue pecat tuh orang dari sahabat gue!' Tidak lama kemudian Putri mulai merasa sekitarnya gelap, ya iyalah! Orang dia aja MEREM! BRUK! TA-DA! Rencana dimulai, Putri bisa mendengar pekikan kaget dari sekitarnya. Bahkan dirinya merasa sedang dikerubungin orang-orang sekarang. Cih! Kalo gak demi Mas Elang pasti dirinya ogah di kerubungi orang-orang yang belum terdeteksi ke higienisanya ini. Apalagi seragamnya yang pasti kotor karna terkena debu dilantai. Iyuh .... bakal beli seragam baru besok. "Ada apa ini?" Suara berat yang menyapu gendang telinganya itu sudah sangat Putri hafal. "Ini Kak, dia pingsan gak tau kenapa. Kayaknya pusing soalnya tadi saya lihat sempat memegang kepalanya." Jelas seseorang yang pastinya tidak Putri kenali. "Hm." Sahutan dari Mas Elangnya itu sungguh bikin Putri speechless ditempat. Cuma 'hm' doang? SERIUSAN?! Tapi yang terjadi setelahnya merupakan hal yang tidak akan pernah dia lupakan. Mas Elang, gendong dirinya ala-ala brydal style. MATUR SUWUN, JEN!!!! Dengan mata yang masih terpejam, Putri bisa merasakan d**a Elang yang menyentuh wajahnya. Aroma manly yang khas langsung menyeruak masuk ke indera penciumannya. Namun kesenangan itu agaknya cuma datang sekejab, karna dia bisa merasakan tubuhnya yang diturunkan ke sebuah tempat yang empuk. "Loh ... ini kenapa, Lang?" Itu adalah suara Mbak Firda, penjaga UKS disini. Semua penduduk Bintara School ini jelas mengenal sosok Elang, karna dia adalah ketua OSIS disini. Udah ganteng, punya jabatan yang gak main-main lagi. Siapa coba yang gak mau?!! "Pingsan." Satu kata. Jelas, padat, dan datar, dasar si pelit ngomong! "Kok bisa?" "Gak tau." Kemudian dirinya bisa mendengar langkah kaki yang menjauh, yah .... masa dirinya langsung ditinggal begitu saja, sih! "EH?!" Mbak Firda memekik kaget saat melihat Putri yang sudah duduk santai bak nyonya besar, tangan kanannya dia jadikan penopang dagunya dengan lengkungan bibir yang masih bertengger rapi di wajahnya. Mbak Firda melongo. Ada yha orang habis pingsang tingkahnya seaneh ini? "Kamu sudah bangun?" Putri menatap Mbak Fitri sekilas lalu mengangguk-angguk. "Kamu butuh sesuatu, Dek?" Putri menggeleng dengan pikiran yang masih melalangbuana entah kemana. Mbak Fitri menggaruk tengkuknya kikuk, "oh yaudah, Mbak mau keluar dulu ada urusan. Kamu jaga UKS sebentar, ya?" Putri lagi-lagi hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun, wajahnya udah kayak orang mabok. Setelah kepergian Mbak Firda, tidak lama kemudian Jeni berjalan masuk ke UKS dengan seringaiannya. "Cieeeee!!! Ada yang habis digendong, nih!!" Goda Jeni setelah melompat kodok ke brankar yang diduduki Putri, Jeni menaik turunkan alisnya dengan wajah menyebalkan. Putri tersenyun lebar sampai matanya menyipit tak terlihat, "UAAAA .... gila gak sih! Gue tadi bisa nyentuh d**a bidangnya Mas Elang!! SUMPAH INI JANTUNG MASIH JEDAG-JEDUG!!" Pekik Putri sangat excited. Jeni mencibir pelan, "ck! gue aja yang terlahir di rahim yang sama dengan Mas Elang gak sombong!" Cibirnya membuat Putri gemas menampol kepala Jeni. "Gubluk emang!" "Eh, tapi rencana gue gimana? Felling good, kan?" Jeni kembali memasang wajah menggodanya itu membuat Putri langsung mengangkat kedua jempol tanganya. "Pilling gud buanget!" Balasnya lalu mereka berdua ber tos ria sambil ngakak-ngakak. "Oh jadi ini cuma kerjaan kalian?" Suara itu bagaikan geledek yang langsung menyambar kedua gadis yang duduk di atas brankar itu. ****** TBC. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN