156. Sorotan

2244 Kata

Agung marah besar. Nurma tak perlu menjadi cenayang untuk mengetahui itu. Dengan rahang mengeras, Agung memanggil putra pertama mereka untuk membawa si bontot yang sudah setengah mengantuk ke kamar. Begitu dua bocah itu berlalu, tatapan tajam Agung langsung mengarah pada istrinya dan juga Pono yang masih bisa tersenyum lebar di depannya tanpa sedikit pun merasa bersalah. “Bisa jelaskan apa maksud dari semua ini?” Dengan sedikit kepayahan Nurma bangkit dari duduknya untuk menghampiri Agung. Menyentuh tangan pria itu takut-takut dan memintanya untuk duduk. “Aku bisa jelaskan. Mas duduk dulu,” Namun Agung yang sudah terlanjur marah, menepis tangan Nurma tanpa sadar. “Kalian berselingkuh?!” tebak pria itu kemudian. Perkataan ambigu Pono yang tadi tak sengaja pria itu dengar membuat Agung t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN