39 - Perhatian

1489 Kata

Jika biasanya Raka tidak peduli, mau perut Ara kram, mau dia sakit, tapi kali ini berbeda. Hati Raka tidak tenang melihat istri dan anak yang dikandungnya dalam keadaan tidak nyaman. Bahkan di tempat kerja juga Raka tidak bisa fokus. Berkali kali ia menelepon mamanya untuk segera pulang agar bisa menemani Ara atau memeriksa keadaannya. Pasalnya jika sudah arisan, Diah akan lama dan kemungkinan akan sampai makan malam di luar. Sekali lagi, Raka menelepon Diah. Sudah keempat kalinya Raka melakukan itu. “Apa lagi, Raka?” Terdengar sautan dari seberang. Nada suara Diah terdengar kesal karena putranya itu mengganggunya. Padahal batu satu jam lalu Raka menelepon Diah untuk menyuruhnya segera pulang. Tapi putranya kembali meneleponnya. “Mama sudah pulang?” tanya Raka. “Belum, ini aja arisan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN