…
Selama hampir 2 minggu, dia terus memantau perkembangan hewan uji cobanya. Sembilan hewan percobaan dilakukan dengan dua sistem percobaan yang berbeda.
Tentu saja Zea memakai pakaian sangat lengkap dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia sendiri tidak melupakan Alat Pelindung Diri yang tidak pernah terlepas dari tubuhnya selama berada di ruangan laboratorium pribadinya.
Bahkan Zea sengaja mengganti pakaiannya setiap satu hari sekali demi menjaga kesehatannya dan keluarganya. Dia menghabiskan banyak dana untuk penelitian pribadinya ini, sebab Badan Kesehatan Dunia tidak mau memberikan dana bantuan untuknya.
Degup jantung Zea berdebar kencang. Dia sudah tidak sabar untuk mengecek sekali lagi kondisi kesembilan hewan uji cobanya.
Dia melihat perkembangan mereka begitu luar biasa. Bukan mati, tapi kesembilan hewan tersebut justru terlihat sehat-sehat saja.
Zea sangat tidak menyangka jika mereka bisa sehat bahkan gerakannya semakin lincah di dalam kandang berukuran sedang. Walau beberapa hari lalu, sebagian dari mereka terlihat lemas dan tidak berdaya.
Sebagai seorang Dokter Umum sekaligus Ilmuwan yang sudah berpengalaman selama 5 tahun di dunia penelitian, Zea sangat antusias sekali dengan percobaan yang ia lakukan terhadap kesembilan hewan tersebut. Lalu, Zea mulai meneliti kembali terhadap ramuan yang sedang diteliti, walau dia belum tahu apakah kesembilan hewan tersebut telah sehat dan terbebas dari virus Monodna IV-98 atau sebaliknya justru menjadi carrier atau pembawa virus tanpa gejala.
Setelah mantap dengan kondisi beberapa hewan yang telah dinyatakan positif Monodna IV-98 lalu diberi suntikan racikan yang ia buat. Akhirnya, Zea memberanikan diri untuk mengecek sekali lagi semua hewan itu.
Dia sengaja mengambil sampel air liur serta darah dari masing-masing hewan percobaan, lalu menandai khusus sampel itu sesuai kriteria masing-masing. Zea sangat menjaga ketat sampel itu agar terhindar dari udara bebas.
Pemeriksaan masing-masing sampel berlangsung sekitar 1 jam lamanya. Sebab Zea benar-benar mengulangnya hingga 3 kali berturut.
Namun, ketika ia melakukan pemeriksaaan pertama. Betapa terkejutnya Zea saat tahu bahwa semua hasil dari sampel tersebut dinyatakan negatif.
Tidak mau salah mengambil kesimpulan, Zea mengulang sampel yang sama hingga 3 kali berturut-turut. Ternyata, hasilnya tetap sama yaitu negatif Monodna IV-98.
Air mata Zea menetes dibalik masker dan kaca mata yang ia pakai. Jantungnya semakin berdebar kencang.
Setelah melakukan pemeriksaan yang ketiga, Zea terduduk lemas disana. Dia menatap lurus ke arah kandang khusus disana.
Senyuman tipis tersimpul di kedua sudut bibirnya. Dalam hati, Zea berkata kepada mereka yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri.
‘Kalian selamat. Ternyata … penawar yang kubuat tidak salah.’
Dia terus tersenyum sambil menitihkan air mata. Hingga ia tidak sadar dengan hidung yang mulai mengeluarkan cairan kental dan sedikit menyulitkannya untuk bernapas.
Zea berusaha untuk tenang dan melepas semua emosi di hatinya. Dia berdiri dan melihat area ruangan pribadinya ini.
Ruangan ini adalah ruangan tempat ia bekerja bebas tanpa Alat Pelindung Diri. Memang tidak seharusnya dia melakukan uji coba di ruangan steril ini.
Tapi, jika tidak begini, dia tidak akan bisa melakukan dan menuntaskan penelitiannya. Sangat tidak mungkin kalau Zea melakukannya di ruangan Laboratorium yang lain karena itu akan membahayakan hasil penelitiannya.
Kini, Zea mulai yakin dengan kekuatan doa. Dia yakin kalau Tuhan selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun ia berada.
Zea masih berdiam diri disana. Kakinya melangkah lambat mendekati beberapa kandang itu.
Dia terus tersenyum dibalik Alat Pelindung Diri yang masih ia pakai. Zea sangat yakin kalau kesembilan hewan ini sangat sehat.
Tapi, dia tidak mau memberitahu ini kepada mereka. Lebih baik jika mengontrol kesehatan mereka hingga beberapa hari ke depan sekaligus mengecek kembali keadaan tubuh mereka apakah benar sudah terbebas virus atau tidak.
Terutama sekali, Zea memang ingin menjadikan darah dan air liur mereka sebagai sampel khusus untuk ditanam ke dalam media yang sudah ia siapkan di cawan petri. Zea sudah membuat daftar semua kegiatan wajib atas hipotesisnya selama ini.
Sebelum dia menanam sampel mereka ke dalam cawan petri dengan media khusus, Zea segera melakukan penelitian lanjutan untuk menjadikan penawar yang ia racik agar bisa menyatu di udara. Dan Zea akan melakukan itu terhadap kesembilan hewan uji coba tersebut.
Berhasil atau tidaknya, Zea juga akan melakukan itu untuk dirinya sendiri. Walau dia benar-benar sehat, tetapi tidak menutup kemungkinan jika dia juga akan mendapatkan efek samping atas uji coba yang ia lakukan secara langsung.
…
Selama 7 hari, semua hewan uji coba itu terlihat sehat dan baik-baik saja. Akhirnya, membuat Zea yakin bahwa hasilnya akan tetap sama yaitu negatif.
Pada hari itu, Zea segera mengambil sampel yang sama, yaitu air liur dan darah masing-masing hewan percobaan. Dia memeriksa sampel itu hingga 3 kali berturut-turut dan hasilnya tetap sama.
Tidak hanya berhenti sampai disitu, Zea langsung membuat daftar kegiatan untuk penelitian lanjutannya. Dia sudah mempersiapkan penawar asli sebagai tujuan utamanya yaitu menyebarkan ramuan ke udara melalui proses penguapan.
Zea sangat yakin kalau ramuan ini akan berhasil. Tapi, dia tidak mau banyak menaruh harapan sebelum membuktikannya secara langsung.
Hari itu menjadi hari bahagia bagi Zea sebab dia telah berhasil menemukan penawar yang pas dengan kadar tepat. Kesembilan hewan percobaannya dinyatakan negatif Monodna IV-98 setelah dia memeriksa sampel sampai 3 kali berturut-turut.
Sebelum Zea mengeluarkan sembilan hewan percobaan itu dari Laboratorium besar mereka, terlebih dulu dia menyemprotkan cairan yang bisa menguap di udara. Dia menyemprotkan cairan penawar itu di sebuah kandang tertutup rapat, kandang tempat sembilan hewan percobaan itu berada.
Penelitian ini adalah yang terakhir sebelum dia benar-benar melepas sembilan hewan percobaan itu ke lingkungan bebas. Namun, Zea tidak begitu mengkhawatirkan sesuatu buruk terjadi sebab dia yakin jika penelitian terakhir ini akan berhasil dan menganggap sebagai pemacu tambahan untuk daya tahan tubuh mereka.
Besar harapan Zea jika kesembilan hewan percobaan itu bisa bertahan hidup bersama udara yang sudah bercampur dengan penawar yang ia racik. Yah, Zea yakin jika penelitian terakhirnya ini akan berhasil.
…
Sudah 7 hari berlalu sejak Zea mencampur kandang mereka dengan penawar yang ia racik sendiri. Lalu, perkembangan hewan percobaan itu masih biasa saja.
Mereka tetap sehat dan sangat aktif seperti biasa. Zea sangat puas dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan kesimpulan positif dan akhirnya dia bisa menemukan penawar yang pas.
Dibalik itu, Zea belum bisa bernapas lega sepenuhnya sebab dia harus menguji penawar ini langsung terhadap manusia. Dan ini adalah penelitian terakhirnya, dimana Zea harus mengujinya langsung terhadap manusia yang telah positif virus Monodna IV-98.
Baiklah, mungkin Zea akan memikirkan itu nanti. Sebab yang paling penting baginya sekarang adalah mengeluarkan sembilan hewan percobaan ini dari Laboratorium mereka sebelum timnya dan rekan kerjanya yang lain mencurigai kebiasaannya selama 1 bulan terakhir.
Yah, Prof. Calder dan Prof. Gil berulang kali bertanya mengenai keadaannya apakah baik-baik saja atau tidak. Apalagi sahabatnya, Rega juga menanyakan hal yang sama.
Mereka curiga, kenapa dia lebih memilih untuk berada lama di Laboratorium pribadinya dari pada bekerja dan berkumpul bersama mereka di ruangan biasa.
Zea harus mencari banyak seribu alasan agar pengujiannya tidak diketahui oleh mereka. Bahkan dia sudah siap menerima resiko apapun.
Melepas semua yang sudah dia lalui selama beberapa minggu terakhir, setelah meyakinkan diri dengan penemuan barunya, Zea kembali membawa keluar sembilan hewan percobaan itu dari Laboratorium pribadinya. Tentu saja dia memakai ransel besar untuk meletakkan mereka di dalamnya.
Seperti di awal, dia membawa mereka setiap hari dengan satu kandang berisi 3 ekor hewan. Begitu sampai di hari terakhir, hingga dia bebas melepaskan ketiga hewan itu ke lingkungan bebas dan tentu saja di area halaman belakang rumahnya.
Zea sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk merawat mereka di ruangan khusus, di laboratorium kecil di rumahnya. Ini adalah janji yang wajib ia penuhi karena Sembilan hewan itu benar-benar sangat ramah dan bersahabat dengannya selama penelitian berlangsung.
..**..
Dua hari telah berlalu, Zea memutuskan untuk membicarakan sesuatu penting terhadap timnya. Tidak segan-segan, Zea membawa sembilan hewan percobaannya agar diperiksa langsung oleh timnya sendiri.
Tadinya, penjaga utama Laboratorium melarang keras Zea membawa hewan masuk ke dalam Laboratorium. Tetapi karena alasan sebagai bahan penelitian, akhirnya mereka mengizinkan itu dengan terpaksa.
Yah, tentu saja ada syarat yang harus dipenuhi yaitu beberapa orang sebagai perwakilan dari beberapa Laboratorium harus ikut menyaksikan langsung diskusi mengenai hewan percobaan yang dibawa oleh Zea. Alasan yang mereka gunakan sangat klasik sekali yaitu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan sekaligus menjaga nama baik Laboratorium Nasional Amerika Serikat. Mengingat, beberapa bulan terakhir Laboratorium mereka telah mendapat tiga surat peringatan langsung dari Badan Kesehatan Dunia.
Pagi itu, Zea mengatakan kepada mereka untuk memberikan ruang dan waktu khusus untuknya dan timnya agar berbicara beberapa menit saja. Yah, mereka menghormati keputusan Zea sebagai Ilmuwan terbaik di Laboratorium ini.
Namun, sebagai syarat utama Zea harus membiarkan sembilan hewan percobaan itu tetap berada diluar Laboratorium. Dan Zea memenuhi permintaan mereka.
Di dalam ruangan Laboratorium pribadi mereka, Zea meminta maaf berulang kali kepada timnya. Dia mengatakan telah lalai melakukan ini tanpa berdiskusi terlebih dulu.
Prof. Calder memahaminya. Tapi, dia bertanya mengenai alasan Zea membawa sembilan hewan percobaan itu ke Laboratorium ini.
Begitu juga dengan dr. Viona yang mengatakan jika tidak seharusnya Zea melakukan ini tanpa berdiskusi dengan mereka. Dan dr. Viona sempat melayangkan tatapan curiga terhadap Zea.
Tidak hanya mereka, Hugo juga mengeluarkan pendapatnya secara terang-terangan jika apa yang Zea lakukan, sepertinya sudah dipertimbangkan dengan sangat matang. Bahkan dia ingin tahu apa rencana Zea sebenarnya.
Zea terdiam sesaat itu juga. Sebenarnya, niat awalnya adalah membiarkan semua orang mendengarkan penjelasannya dengan terbuka.
Ini akan memudahkannya untuk menyebarkan berita ini agar terdengar di telinga semua pekerja Laboratorium Nasional Amerika Serikat. Yah, inilah alasan utama Zea.
Namun, dia pikir kembali, ada kalanya dia harus berpura-pura bodoh di hadapan timnya. Sebab dia tidak mau kalah saing dengan pengkhianat yang bisa saja berasal dari timnya sendiri.
Zea mengatakan kepada mereka jika dia memiliki niat lain atas percobaan barunya dan ingin mengujinya langsung terhadap hewan yang ia bawa. Lalu dia ingin mereka memeriksa keadaan hewan tersebut, apakah layak untuk dijadikan sebagai hewan percobaan atau tidak.
Hanya itu saja keinginannya, Zea mengatakan maaf sekali lagi atas kelalaian hingga menyebabkan keributan seperti ini. Tidak begitu penting bagi Zea mendapatkan simpati kembali dari timnya yang mungkin saja sebagian dari mereka telah menganggapnya angkuh karena telah bertindak dengan sesuka hati sehingga semakin mengotori nama baik tim mereka sendiri.
Fokus Zea saat ini adalah mengatakan niatnya langsung di hadapan mereka yang menjadi perwakilan dari setiap Departemen Laboratorium. Yah, Zea sudah memprediksi hal ini akan terjadi.
Dia telah mengamati Laboratorium Nasional Amerika Serikat ini selama beberapa tahun terakhir, sejak awal dia dipekerjakan disini. Tentu saja Zea telah paham dengan sifat-sifat kebanyakan Ilmuwan yang bekerja disini dan sampai detik ini.
Setelah berbincang selama hampir 10 menit disana, Axton mewakili timnya, dia keluar dari Laboratorium dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam ruangan. Tidak lupa, Zea mengikuti langkah kaki Axton untuk membawa masuk dua kandang berukuran besar itu.
…
Disana, di meja bundar panjang yang terbuat dari keramik putih bersih. Tim Zea dan perwakilan dari masing-masing Departemen Laboratorium, mereka semua duduk tenang dan saling berhadapan.
Zea memulai pembicaraan mereka dengan kata maaf sekali lagi. Lalu, dia mengatakan niatnya untuk menjadikan hewan yang ia bawa sebagai hewan percobaan langsung atas penemuan barunya.
Tidak hanya itu, Zea bahkan ingin menguji 40 ekor hewan sebagai hewan percobaan. Dia menjelaskan niatnya sembari menahan perasaan menggebu atas tatapan tidak suka beberapa orang disana.
Zea tahu bahwa mereka sangat tidak menyukainya. Termasuk, tidak menyukai penelitiannya selama ini.
*
*
Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)