Chapt 22. Welcome to The Amazzon Area. The Biggest Green Hell in The World

1427 Kata
..**.. Terjadi perkelahian hebat antara Axton dan Hugo dengan 2 orang pria itu. Hingga terjadi ketidak seimbangan helikopter yang sudah berada di area Sungai Amazzon. Salah satu dari mereka sudah membuka pintu helikopter saat mereka tengah terbang diatas pertengahan Sungai Amazzon. Seorang pria masuk ke area mereka, lalu menarik kasar tangan Zea untuk dikeluarkan dari sana. Mereka menjerit. Bahkan Zea menggigit tangan pria itu. Dr. Viona langsung memukul kepala pria itu dengan barang berat di sekitarnya. Axton dan Hugo bertengkar dengan pria itu. Tapi sayangnya, Zea lebih dulu ditendang oleh salah satu pria hingga dia terjatuh dari helikopter. Mereka menjerit sekuatnya melihat Zea terhempas dari sana dan terjun menuju area utama Sungai Amazzon. …            Axton melayangkan satu tinjuannya hingga pria itu terduduk di kursinya kembali. Buugghh!! “Aahkkk!” Pria itu meringis kesakitan.            Seorang pria lagi berusaha mengendalikan helikopter menuju area Sungai Amazzon. “Astaga, Axton!” ujar dr. Viona terkejut saat melihat Axton meninju pria itu. “Axton!!” Hugo segera menarik tubuh Axton hingga dia terduduk kembali di dekatnya. “Oh, Tuhan! Ada apa ini?!” Zea sudah khawatir melihat keadaan yang sangat membingungkan baginya.            Pria itu tampak murka dan langsung bergegas pindah ke area belakang. “Berani sekali kalian!” ketusnya dengan rahang mengeras. “Minggir!” Dia mendorong Axton dan langsung membuka pintu helikopter.            Axton dan Hugo mendorong pria itu untuk duduk kembali ke area depan. Namun, sayangnya pintu helikopter berusaha dibuka olehnya. “Kau mau apa! Apa yang kau lakukan?!” ujar Zea bergidik ngeri dan mundur ke area kursi Hugo.            Axton dan Hugo berusha menghalangi jalan pria itu yang hendak meraih tubuh Zea. “Minggir kalian!” ujar pria itu. “Tidak! Apa yang kau lakukan! Siapa yang memerintah kalian!!” ketus Axton lalu mendorong tubuh pria itu agar menjauh dari Zea.            Hugo menghalangi jalan pria itu dengan tubuh gempalnya. “Hey, kawan! Ternyata kalian bersekongkol untuk melakukan ini, huh?! Dasar berengsek!” ketus Hugo dengan mata memicing hendak meninji pria itu.            Namun malang, pria itu lebih dulu mengangkat satu tangannya ke arah mereka. Buugghh!! Buughhh!!            Dua tinjuan dari pria itu ke wajah Axton dan Hugo hingga mereka tersungkur dan menjepit tubuh dr. Viona dan Zea. “Aaahhkk!” “Oh Tuhan!! Apa-apaan ini!!”            Melihat Axton dan Hugo tersungkur. Dia menginjak tubuh mereka dan langsung membuka pintu helikopter di sisi sebelah sana dengan sekuat tenaga. Dapppp!! “Aahhkkk!” Dapppp!! “Apa yang kau lakukan! Aahhkk! Berengsekk!!”            Zea menatap tajam pria itu. “Kalian pasti bersekongkol dengan mereka! Apa niat kalian sebenarnya! Minggir!” ketus Zea menendang pria itu sekuat tenaga. Tapi ternyata tidak berhasil.            Pria itu terus membuka pintu helikopter, tidak peduli jika dr. Viona mendorong tubuhnya. Buuugghh!! “Aaahhkkk!” dr. Viona meringis sakit saat wajah disiku oleh pria itu.            Axton dan Hugo semakin geram melihat tingkah pria ini. Mereka berdiri dan hendak menarik tubuh pria itu. “Apa yang kau lakukan!!” ketus Zea menahan pria itu agar tidak membuka pintu helikopter di dekat mereka. “Diam kau!! Minggir!” ketus pria itu menahan tubuh Zea denagan satu kakinya. “Cepat!! Kita tidak punya banyak waktu!!” ketus pria lain yang tengah mengendalikan helikopter di area depan.            Walau tidak tahan dengan hidungnya yang berdenyut, tapi tidak membuat dr. Viona diam saja. Dia mengambil botol minum berbahan kaca di dekatnya, lalu memukulnya ke kepala pria yang menahan tubuh Zea dengan satu kakinya. “Apa yang kau lakukan, bajingann!! Ternyata kalian berniat jahat pada kami!!” ucap dr. Viona murka sambil memukul area kepalanya. Buugghh!! Baagghh!! Buugghh!! “Aaahhkkk! Lepaskan itu, berengsek!!” ketusnya menangkis kuat tangan dr. Viona hingga botol minum itu terjatuh di sudut sana.            Axton dan Hugo menjerat leher pria itu lalu menariknya jauh dari Zea dan dr. Viona. “Apa yang kau lakukan!!” ketus Hugo menariknya sekuat tenaga. Buugghhh!!            Satu tinjuan Axton melayang ke sisi wajah pria itu. Mereka sekuat tenaga menarik tubuh pria itu hingga pintu helikopter akhirnya terbuka lebar. “Zea! Tahan tubuhmu!” teriak Hugo. “Minggir dari sana, Zea!” teriak Axton menarik tubuh pria itu dan kembali melayangkan satu tinjuannya ke sisi yang sama. Buugghh!! Bugghhh!! “Zea!! Kemari!!!” teriak dr. Viona mengulurkan tangan kanannya.            Dia melihat dr. Viona dan segera beranjak dari arah sana. Kakinya menendang pria itu. “Aku akan mengadukan ini kepada mereka!!” ketus Zea menatap tajam pria itu.            Pria itu menyeringai ketika Axton dan Hugo menahan tubuhnya, menariknya ke belakang. Saat Zea mulai menyeberang ke arh dr. Viona, dengan sekuat tenaga dia langsung menendang kuat tubuh Zea berulang dan mendorongnya sekali lagi hingga Zea terhempas dari helikopter. “Zeaa!!” “Dokter!!!” “Zea!! Tidakk!!!” Hugo melepas cekalannya dan langsung melihat ke bawa. “Hugoo!!! Axton!!”            Axton melepas pria itu dan langsung melihat Zea yang sudah melayang disana, lalu terhempas di area tengah sungai Amazzon.            Tangis mereka pecah, dr. Viona menjerit dan menutup mulutnya, melihat ke arah sungai. “Tidak. Zea … putriku,” gumamnya menangis.            Hugo menggeram. Kedua tangannya tergepal, matanya menatap ke arah sungai, titik dimana Zea terjatuh disana. Buugghhh!! “Berengsekk!!” ketus Axton melayangkan satu tinjuannya ke arah wajah pria itu. Dia menendang bagian ulu hati dan wajahnya. Sedangkan dr. Viona terus menangis, dan Hugo bingung dengan posisi sekarang ini. Siapa yang mau dia selamatkan, sementara mereka tidak tahu lagi bagaimana keadaan Zea di bawah sana. Axton yang sangat menyukai Zea, ia marah besar. Begitu juga Hugo yang tidak terima, dia langsung terjun dari helikopter untuk menolong Zea tanpa memikirkan keselamatan dirinya di tengah Sungai Amazzon itu. “Axton! Jaga dr. Viona!! Aku pergi!! Aahhkkk!! Zeaa!!” teriak Hugo langsung terjun dari helikopter dan melayangkan tubuhnya ke bawah agar ia masuk ke sungai dengan selamat. “Hugo!! Tidak!!” teriak dr. Viona histeris. Dia menangis dan menjerit. Axton dihajar masa oleh dua pria itu hingga ia tidak berdaya. “Hugo!!” teriak Axton langsung melihat ke arah sana.            Ketika Axton lengah, pria itu langsung mendorong tubuh dr. Viona. “Lepaskan!! Apa yang kau lakukan!!” teriak dr. Viona berusaha menghindar dari pria itu. Spontan, dia menendang area kejantanannya. Buugghhh! “Aahhkk! Berengsekk!!” Buughh!            Pria itu membalasnya hingga dr. Viona memejamkan mata kuat, menahan sakit di sekitar hidungnya. “Aahhkk!” “Cepat!! Kau harus menyusul mereka kesana!!” ketus pria itu menari kuat dr. Viona. Axton tidak tahan melihat dr. Viona hendak dilempar dari helikopter, akhirnya Axton mengganggu sang pengendali helikopter. “Bertahanlah, Dokter!! Pegangan yang kuat!!” teriak Axton membanting stir hingga helikopter terbalik dan benar-benar kehilangan keseimbangan. “Apa yang kau lakukan! Dasar berengsekk!! Minggir!!” ketus pria itu menghalangi langkah Axton.            Tapi sayangnya, helikopter sudah kehilangan keseimbangan. Walau Axton tidak paham cara mengendalikan helikopter, tetapi dia cukup lihai bermain stiur. Dia mengarahkan helikopter ke area yang sama, tempat dimana Zea dan Hugo terjatuh tadi.            Sementara pria yang lain langsung mengejar Axton agar tidak mengganggu penerbangan. “Tolong aku!!” teriak pria itu serak. Lehernya dijerat kuat oleh lengan Axton. Buugghh! “Diam kau!! Bajingann! Kita harus terjatuh sama-sama disana!!” teriak Axton terus menahan tubuhnya.            Cekalan pria itu terlepas dari tubuhnya, dr. Viona langsung duduk di area ujung dan melihat Axton tengah diserang oleh dua pria itu. “Axtonn!! Awas!!” teriak dr. Viona histeris.            Belum sempat pria itu memukul kepala Axton dengan benda keras, helikopter sudah terbalik. “Aahhkkk!!”            Mereka semua berteriak kuat dan berpegangan dengan sesuatu di sekitar mereka. Tubuh mereka ikut terbalik. “Oh Tuhan!! Tolong kami!!” teriak dr. Viona. “Bertahanlah, dr. Viona!” teriak Axton.            Dua orang pria itu sudah terhimpit dan tidak bisa mengelak dengan posisi terbalik helikopter. “Apa yang terjadi pada kita!!” “Astaga!! Aku tidak mau sampai terjatuh disana!! Tolong kami, Tuhan!!”            Mereka berteriak dan meratapi nasib. Sungai Amazzon terlihat tenang sekali. Namun, siapa yang sangka dengan apa yang ada di dalam sana. Helikopter terbalik dan jatuh di tengah Sungai Amazzon. Tanpa ledakan, tapi helikopter yang terjatuh menimbulkan dentuman yang cukup keras hingga terdengar oleh beberapa hewan yang hidup di bawah perairan ganas itu. Sungai Amazzon merupakan sungai yang membelah hutan tropis terbesar di dunia sekaligus terpanjang kedua di dunia setelah sungai Nill. Tetapi, Sungai Amazzon sudah dipastikan dan dinyatakan sebagai sungai paling mematikan dan berbahaya nomor 1 di dunia.            Peradaban 22 ini menyatakan bahwa area Amazzon yaitu Hutan Hujan Amazzon dan Sungai Amazzon adalah area yang sudah ditutup rapat oleh Pemerintah sejak 200 tahun silam. Itu dikarenakan area ini sudah tidak bisa lagi terjamah oleh manusia. Bahkan tidak lagi dihuni oleh seorangpun manusia karena sudah sangat mencekam. * * Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN