Kakek Wijaya terlihat senang menatap Emilia yang berteriak histeris karena takut. Emilia lupa kalau kamarnya ini sangat kedap suara. Mau ia berteriak keras sambil menangis pun tidak akan ada orang yang bisa menolong. Langkah Kakek Wijaya terhenti dan menatap Emilia dengan sangat tajam sekali. "Kamu lupa aturan main keluarga ini seperti apa?" tanya kakek Wijaya dengan suara begitu tinggi. Emilia menggelengkan kepalanya pelan dengan raut wajah ketakutan. "Enggak Kek," jawab Emilia lirih. "Saya tidak suka dengan orang yang berkhianat di belakang saya," tuduh Kakek Wijaya dengan nada mengejek. "A -aku tidak berkhianat Kek," jawab Emilia dengan suara bergetar. "Oh ya? Kamu sudah mengkhianati cucuku, Emilia. Apa aku perlu buka aibmu?" sentak Kakek Wijaya pada Emilia. "A -aib? Aib apa kek