Kirana menggigit bibir bawahnya dengan keras. Ia duduk bersandar di sofa tanpa bisa berpikir jernih. Kenapa Kak Steven harus kembali ke dalam kehidupannya. Kirana masih memegang ponselnya dan membuka aplikasi chat. Ia berniat untuk menghubungi Gerald. Ini sudah semakin siang. Bisa -bisa, Kirana terlambat masuk kantor. "Gimana ya? Kalau yang buka chat ternyata istrinya bisa runyam. Tapi, aku gak bisa keluar dari apartemen ini kalau tidak ada ijin dari Pak Gerald. Huf ... Menyebalkan sekali." TING! Pintu lift pribbadi yang ada di kamar itu sudah terbuka. Kirana menoleh ke arah pintu lift dan Gerald sedang tersenyum manis pada dirinya. "Maaf aku terlambat. Ayo kita berangkat sekarang," ajak Gerald kepada Kirana. "Hem ... Gak apa -apa. Kan Bapak yang punya perusahaan," jawab Kirana sing