Pagi ini, Kirana dan gerald sudah berada daalam perjalanan menuju Kantor. Keduanya akhirnya akur kembali dan suasananya sudah mencair tidak setegang tadi. Kirana bisa terlihat baik -baik saja, tapi tidak dengan hati yang sesungguhnya. ia masih mencari tahu soal kebenaran tadi malam. Sebagai perempuan, ia tidak mau diinjak -injak oleh lelaki. Apalagi lelaki macam Gerald yang memiliki kekuasaan dan kekayaan berlimpah. Kalau bukan sudah menikah dan menunggu hasil hamil atau tidak, Kirana lebih memilih mendapatkan lelaki biasa namun royal. Walaupun ia senang menjadi pendamping Gerald yang bisa mendapatkan uang banyak tanpa harus kerja keras. "Kok diam saja, sih," bisik Gerald pada Kirana. Gerald menarik kepala Kirana untuk menyandar pada lengan kekarnya. "Masih marah?" tanya Gerald lagi pa