“Hei, Rex,” tutur Emily. Wajah gadis itu tampak menegang dan suaranya terdengar gugup. “Hei.” Rex menatap Emily dalam. Ia tidak percaya Emily benar-benar ada di hadapannya saat ini. Ia pikir ia akan mengejar gadis itu lagi dan meluruskan semua persoalan di antara mereka setelah urusan Melanie selesai. Namun, semesta berkehendak lain. “Bisa kita bicara?” tanya Emily. Ia menanti jawaban dari Rex sambil menggigiti bibir bawahnya. Damn! Darah Rex berdesir dan menyebar getaran aneh ke seluruh pembuluh nadi. Bibir sensual Emily yang digigiti, lebih dari sekadar menarik perhatiannya. Walaupun hal itu hanya gerakan biasa yang dilakukan saat seseorang sedang gugup, tetapi apa yang dilakukan Emily nyaris membuyarkan konsentrasinya. “Rex.” Panggilan pelan Emily mengembalikan Rex ke permukaan k