“Gimana rasanya ditembus peluru, anak muda?” Senyuman penuh syukur mengembang di wajah Andrew. Pria itu duduk di tepi tempat tidur Rex dan memosisikan tubuhnya berhadapan dengan anak sematawayangnya. Di kamar rawat inap bertipe executive suite itu, kehangatan kembali dirasakan Andrew setelah semalaman ia terjebak dalam dinginnya rasa takut akan kehilangan Rex. Operasi pengangkatan proyektil peluru dari perut Rex berjalan cukup lama dan sempat membuat Andrew larut dalam keputusasaan. “Lumayan, Pa.” Rex menarik kedua ujung bibirnya tersenyum kaku. “Tapi, ini tidak sesakit ketika Rex tahu kalau Emily ....” Kabut mendung mendadak menyelimuti mata Rex. Andrew mengusap-usap tangan Rex yang terbebas dari selang infus. “Sudahlah, Rex. Semua itu menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Orang
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari