Rian hanya bisa diam dan menunggu sampai Reina selesai mandi dan beres-beres paska jalan-jalannya bersama sang ibu. Sedikit bersyukur sebab ibunya Reina mau menemani Rian dengan mengajaknya ngobrol. "Ibu enggak yakin Reina marah. Mungkin ia cuma kesal aja, Rian," ucap Bu Cintya saat menemani kekasih putrinya itu di teras depan. "Sepertinya gitu. Tapi, aku enggak enak banget, Bu. Sebenarnya ini karena ibuku juga yang larang aku buat kasih tahu Reina." "Ya ... kamu bisa jelaskan sama Reina. Ibu tahu anak Ibu, ia pasti paham." Ucapan Bu Cintya sedikit membantu menenangkan perasaan Rian yang tak jelas karena sikap Reina kepadanya. Di saat keduanya masih asik berbicara, tiba-tiba Reina muncul dari dalam rumah. "Reina, aku ...?" "Bu, aku lapar mau nyari cemilan. Izin keluar sebentar