Bab 10. Anne

2608 Kata
Justin dan Helena dalam perjalanan pulang ke rumah, setelah semalam mereka menginap di hotel dan mereka menatap pada tangan mereka yang saling bertatut satu sama lain, dan saing tersenyjm. Jusstin memasuki pekarangan mansion dan Justin menghentikan mobilnya di depan pintu mansion dan dia turun lebih dulu, dan membukakan pintu mobil untuk Helena. Helena turun dari dalam mobil, dan dia menatap pada mobil yang tampak asing oleh dirinya, dia menatap pada Justin yang belum menyadari kalau ada mobil orang lain di depan mereka sekarang. Helena berjalan menghampiri Justin damn dia menepuk pundak Justin. Justin menatap pada Helena dengan tatapan bingungnya, dan dia bertanya lewat tatapannya pada Helena. “Itu mobil siapa?” tanya Helena. Justin melihat ke yang ditunjuk oleh Helena, dan dia terkejut melihat mobil siapa yang datang ke mansionnya. Mobil ibunya. Justin berdecak kesqal mengetahui kalau ibunya ada di sini sekarang, dia berjalan mendekati Helena dan membawa Helena untuk masuk ke dalam mansion. Dan dia menatap pada wanita paruh baya yang duduk di sofa dengan gaya anggunnya. Helena menatap pada wanita itu dengan mengerutkan keningnya, dan dia tidak mengenal siapa wanita ini. Dan dia menatap pada Justin. “Ma!” ucap Justin. Anne—ibunya Justin langsung berdiri dari tempat duduknya dan dia menatap pada gadis yang berdiri di samping Justin dengan senyuman manisnya pada Anne. Anne menatap pada gadis itu dengan tatapan menilainya, dan dia terkejuit karena gadis itu yang sangat muda sekali. “Dia calon istrimu Justin?” tanya Anne. Justin yang mendengar pertanyaan ibunya mengangguk, dan dia menarik tangan Helena, dan dia menggenggam tangan Helena, membuat Helena merasakan tubuhnya menegang karena apa yang ada di depan matanya sekarang adalah ibu dari pria yang akan menikah dengan dirinya. “Dia itu ibu kamu?” tanya Helena, dan setelahnya dia menutup mulutnya karena dia salah bertanya sepertinya, karena bisa saja nanti dirinya tidak dibolehkan menikah dengan Justin. Dan bisa saja nanti ibunya Justin mencarikan wanita lain untuk Justin. Anne tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh gadis di depannya ini, sangat lucu sekali bagi dirinya, dan dia menatap pada Helena dan tertawa kecil, dan dia berjalan mendekati Helena, dan dia langsung memeluk Helena. Helena membalas pelukan dari ibunya Justin, dan dia masih menatap bingung pada Justin, karena dia masih belum tahu, kalau ibu pria ini akan menerima dirinya atau tidak. Justin yang melihat Helena menatap pada dirinya tertawa kecil, dan dia mengacak rambut Helena. Dia tahu kalau Helena pasti bingung sekarang dan merasa tegang dan gerogi menghadapi ibunya yang tiba-tiba datang ke sini. “Kamu nggak perlu takut sayang. Lagian ibu aku nggak akan makan orang. Dia sangat baik sekali, dan dia akan menjadi mertua yang baik untuk dirimu,” ucap Justin. Helena mendengarnya mengangguk, dan dia melepaskan pelukan ibunya Justin pada dirinya, dan dia tersenyum manis pada wanita itu. Ibunya Justin membawa Helena untuk duduk di sofa, dan dirinya menatap pada Helena yang sungguh cantik sekali. Dan amat pandai putranya ini mencari istri. Dan dia ragu kalau Helena mau saja dengan Justin, dan tidak menolak untuk bersama dengan Justin. “Kamu kenapa mau saja dengan anaknya Mama? Kamu panggil Mama saja.” Ucap Anne pada Helena. Helena mengangguk mendengarnya, dan dia menatap pada Justin. Ragu untuk menjawab pertanyaan dari Anne. “Helena mau dengan Justin karena dia tampan dan kaya.” Ucap Helena tertawa kecil, dan setelahnya dia mengaruk pelipisnya. Kenapa dia bisa menjawab seperti itu coba? Seharusnya dia bilang kalau Justin itu baik dan perhatian pada dirinya. Dan ini malah dia mengatakan kalau Justin itu tampan dan kaya. Bisa-bisa dirinya semakin jelek di mata Anne sekarang. Dia meringis dalam hatinya. Anne mendengar itu tertawa kencang, dan merasa lucu pada Helena. Gadis ini terlalu polos dan dia merasa gemas dengan kelakuan Helena. Dia mau mencubit Helena sekarang. Dan dia langsung mencubit pipi Helena. “Kamu lucu. Umur kamu berapa sayang?” tanya Anne. “Dua puluh tahun Ma.” Jawab Helena. Anne terkejut mendengarnya dan dia menatap pada Justin dan Helena bergantian, dan dia tidak menyangka kalau Helena mau-mau saja dengan putranya yang sudah tua itu. Ya. Sudah tua. Umur Justin saja tiga puluh tahun. Dan beda sepuluh tahun dengan Helena. “Kau mau saja dengan Justin? Dia itu pria tua sayang. Dan dia itu banyak sekali memasuki wanita lain. Ibaratnya dia itu barang bekas yang tidak elit.” Ucap Anne menjelekkan Justin di depan anaknya sendiri. Justin mendengar ucapan ibunya menatap datar pada ibunya, dan dia menatap pada Helena yang tertawa kecil, dengan ulah ibunya. Justin tersenyum melihat Helena tertawa, dan dirinya tidak akan marah pada ibunya, kalau dirinya bisa melihat Helena tertawa sekarang. “Kau sangat cantik kalau sedang tertawa,” ucap Justin. Helena yang mendengar ucapan Justin merasakan pipinya bersemu merah dengan apa yang dikatakan oleh pria itu pada dirinya. Justin yang melihatnya tertawa kecil, dan dia menatap pada Helena dan dia mencubit pipi Helena. Helena menepis tangan Justin dari wajahnya dan setelahnya dia menatap pada Anne dengan tatapan tersipu malunya, dan dia menutup wajahnya, karena dia sungguh sangatb malu sekali dengan apa yang dilakukan oleh Justin padanya. Anne yang melihat itu tertawa kecil, dan dia merasa senang dengan putranya yang menemukan wanita yang amat tepat untuk dirinya, dan dia tidak akan pernah untuk tak merestui hubungan Justin dengan Helena. Dia akan merestui hubungan Justin dengan Helena. “Kalian menikahlah. Agar Mama bisa punya cucu,” ucap Anne. Justin mendengarnya mengulum senyumnya, dan dia menatap pada Helena. “Walaupun Justin sudah menikah dengan Helena, dan kalau Helena tidak mau hamil. Maka Justin tidak bisa memaksanya, dan urusan Helena mau hamil atau tidak. Itu ada pada diri Helena sendiri.” Kata Justin. Helena mendengarnya merasa senang, dan mau menangis karena Justin yang sangat baik pada dirinya, dan mengerti tentang dirinya. Dan dia mau hamil karena dia juga mau memiliki anak, dan kalau memang Tuhan mau memberikan dirinya anak. “Aku mau hamil.” Ucap Helena. Anne mendengarnya tersenyum, dan dia menatap pada Helena dengan senyuman manisnya. Dan dia senang karena Helena mau hamil, walaupun Helena ntidak mau hamil. Tapi paling tidak adopsi anak. dan gadis itu mau. Karena dia sangat ingin sekali melihat Justin yang memiliki keluarga lengkap, dengan anak dan istri di dalam rumah tangganya. Walaupun Justin bisa memiliki anak tanpa pernikahan, adopsi ataupun menyewa wanita untuk hamil anaknya. Namun Anne masih ingin Justin menikah, karena dia ingin putranya itu ada yang menjaga dan merawat dirinya. “Jadi, kapan kalian akan menikah?” tanya Anne pada Justin. Justin mendengar pertanyaan ibunya, tampak bimbang, dan dia menatap pada Helena. Dia ingin cepat menikah dengan Helena. Walaupun Helena sudah bersedia menikah dengan dirinya, tetap saja dirinya harus membicarakan ini dengan Helena. Kapan pastinya mereka akan menikah. “Justin mau dua bulan lagi. Bagaimana menurut dirimu Helena?” tanya Justin pada Helena. Helena yang mendengar pertanyaan Justinn pada dirinya dia mengangguk, dan setuju saja dengan apa yang dikatakan oleh Justin. Karena dia menyerahkan pernikahan ini pada Justin. Dan dia tidak mau, semakin lama menikah dengan Justin, maka semakin membuat dirinya terjebak pada hal-hal yang tidak baik sama sekali. “Aku setuju saja.” Ucap Helena. Anne mendengarnya tersenyum senang, dan dia langsung memeluk Helena, dan dia sudah tidak sabar mengatakan pada suaminya, kalau gadis yang didapatkan oleh Justin untuk menjadi istri sangat baik sekali. Anne tidak peduli Helena dari kalangan biasa saja. Karena dirinya dulu juga dari kalangan biasa. Dirinya dulu bekerja jadi SPG di salah toko barang branded. Dan dirinya bertemu dengan suaminya di toko itu. Dan mereka mulai menjalin hubungan, dan mertuanya setuju dengan hubungannya dengan sang suami dan tidak memandang Anne yang berasal dari mana dan pekerjaannya apa. Dan memang keluarga suaminya sungguh baik pada dirinya. “Nanti ajak Helena ke rumah ya. Dan kamu kenalin Helena nanti pada Papa, dan saudara yang lain. Dan mereka pasti senang dengan Helena,” ucap Anne. Justin mendnegarnya mengangguk, dia akan membawa Helena untuk ke rumah. Dan dia akan mengenalkan Helena pada ayahnya dan saudara-saudara ayahnya yang sangat baik dan dia tidak akan menghina Helena. Karena sangat menghargai seseorang dalam hidup mereka. “Baik, Ma. Justin akan membawa Helena nanti ke rumah, dan Justin akan mengenalkan Helena pada Papa dan saudara-saudara yang lain,” ucap Justin. Anne mengangguk mendengarnya, dan dia menatap pada Helena yang tersenyum lembut, dan Anne berdiri dari tempat duduknya, dia akan pulang sekarang. Karena dia harus pulang, karena dirinya tadi hanya sebentar pamitan pada suaminya. Dan dia tidak akan lama, karena dia hanya mau melihat gadis yang akan menjadi menantu dirinya. “Mama pulang dulu. Helena, kalau Justin berbuat macam-macam pada dirimu, kau bisa mengadukan pada Mama kalau dia menyakiti dirimu sayang,” ucap Anne. Helena mendengarnya mengangguk dan dia sekarang menatap pada Justin yang menatap ibunya dengan tatapan jengah. Helena tertawa kecil melihat bagaimana kekasihnya itu yang menatap jengah pada ibunya sendiri. Helena memeluk Anne, dan dia mencium pipi ibu kekasihnya itu, dan dia menatap pada Anne yang sudah keluar dari dalam mansion, dan dirinya menatap pada Justin sekarang yang tersenyum pada dirinya dan memeluk dirinya. Helena membalas pelukan Justin, dan dia mengusap lembut d**a Justin, membuat Justin memegang tangan Helena, dan dia tidak mau ada hal buruk terjadi setelah ini. karena dirinya masih menghargai Helena, dan dia tidak akan mau menodai Helena karena dirinya yang akan melakukan itu pada Helena. “Dia sayang. Aku tidak akan menjamin kalau aku akan berpikiran waras, aku tidak mau membuat dirimu nanti menjadi tidak perawan lagi,” ucap Justin. Helena mendengarnya tertawa kecil, dan driinya menatap pada mata Justin, dan dia menatap pada bibir tebal Justin. Yang sering melumat bibirnya, dia sungguh ingin merasakan bibir Justin sekarang, namun saat dirinya menatap pada bagian bawah Justin yang sudah mengembung. Dia langsung menggeleng pelan, dan dirinya tidak mau melakukan hal yang ada di pikirannya sekarang. “Kamu dan keluarga kamu sungguh tidak masalah menerima aku dalam keluargamu? Aku hanya dari kalangan biasa, dan tidak punya apa pun untuk dibanggakan, dan bahkan aku itu sering kali dihina oleh orang karena aku dari keluarga biasa dan tidak memiliki apa pun.” Ucap Helena, karena rasanya dia tidak pantas untuk bersanding dengan Justin yang memiliki segalanya, dan dia bisa membeli apa pun yang diinginkan oleh dirinya. Justin mendengarnya tertawa kecil. “Ibuku dulu hanya seorang SPG. Dan ayahku jatuh cinta pada ibuku, dan setelahnya mereka menjadi sepasang kekasih. Orang tua ayahku tidak pernah menghina ibuku, dan mereka menerima ibuku dengan baik. Dan seperti itu juga yang akan dilakukan oleh keluargaku pada dirimu,” ucap Justin pada Helena. “Kau jangan merasa rendah diri. Semua manusia itu sama di mata Tuhan, dan kau sudah berhasil merebut hati ibuku tadi. Kau lihat saja, saat dia mengatakan, kalau aku menyakiti dirimu, kau bisa mengadu padanya, dan dia akan menganggap dirimu anak tiri setelah ini,” ucap Justin membuat Helena tertawa kecil mendengarnya, dan dia menatap pada pelayan yang meletakkan minuman di atas meja dan beberapa cemilan. “Aku tidak mau rasanya lanjut pendidikanku,” ucap Helena. Justin mendengarnya mengerutkan keningnya, padahal dirinya tidak masalah kalau Helena mau melanjutkan pendidikkannya dan itu sangat baik sekali bagi Justin. Dan dirinya dengan senang hati untuk membiayai semua biaya sekolah dari Helena. “Kenapa?” tanya Justin, dan dia mengambil cemilan dan memakannya. “Aku mau jadi istri yang baik. Aku mau menunggu dirimu pulang kerja, dan aku mau jadi ibu yang baik, kalau nanti kita punya anak.” ucap Helena. Justin mendengarnya tertawa kecil, dan dia mengacak rambur Helena gemas. “Kamu tidak perlu memikirkan itu. Kamu kuliah saja, dan aku tidak akan marah pada dirimu kalau kamu kuliah,” ucap Justin. “Tapi, nanti aku menjadi istri yang tidak baik bagaimana? Aku yang jarang di rumah dan banyak menghabiskan waktu di luar.” Kata Helena. “Hei! Kamu tetap menjadi istri yang baik. Kamu kuliah bukan untuk mendapatkan pekerjaan, karena aku bisa memberikan apa pun yang kamu inginkan. Kamu kuliah itu demi anak kita juga nantinya, anak kita memiliki ibu yang berpendidikan. Dan kalau kita punya anak nanti, kamu bisa nitip anak kita sama Mama. Dia tidak akan keberatan. Malahan dia sangat senang sekali, dan dia akan bersedia menjaga anak kita terus,” ucap Justin. “Tapi, nanti ngerepotin Mama. Aku nggak mau ngerepotin Mama,” ucap Helena, dia sangat tidak merepotkan orang, dan kalau dia punya anak. maka dia harus menjadi ibu yang siap siaga dan dirinya harus menemani anaknya di rumah. “Kamu tidak akan merepotkan Mama, coba kamu bicara sama Mama nanti soal ini, dan dia pasti akan sangat setuju sekai. Dan aku sudah mendaftarkan dirimu, dan kau bisa mulai minggu depan.” Ucap Justin. Helena mendengarnya terkejut dan dia memukul tangan Justin, membuat Justin mengaduh dengan apa yang dilakukan oleh Helena pada dirinya. Memangnya dia ada salah? “Sayang! Kenapa kamu mukul aku?” tanya Justin pada Helena. Helena mendengarnya memutar bola matanya malas, dan dia menatap pada Justin dengan cibirannya, dan dia belum siap. Baiklah. Kemarin dia sudah siap dan mau. Tapi, setelah siap untuk menikah dengan Justin dua bulan lagi, dirinya tidak siap rasanya melanjutkan pendidikkannya. “Kenapa kau tidak bilang dulu pada diriku?” tanya Helena. Justin mendengarnya mengerutkan keningnya, bukankah mereka sudah membicarakan waktu itu. Dan universitas ini adalah pilihan Helena, dan kenapa sekarang Helena tampak marah sekali pada dirinya, dia tidak mengerti dengan Helena sekarang. “Bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya, dan kau setuju. Dan universitas ini adalah pilihanmu sayang,” kata Justin. Helena mendengarnya mengangguk, dia ingat dengan itu semuanya, dan dia tidak menyangka kalau akan secepat ini. ternyata memang benar, uang bisa mengatur segalanya. Dan dia akan melihat bagaimana Justin akan mengatur pernikahan dirinya dengan pria itu. Dan dia harus menyiapkan mental, karena pernikahan yang dimaksud oleh Justin tidak akan sederhana. “Terserah dirimu saja. Aku mau tidur saja!” ucap Helena berdiri dari tempat duduknya, dan dia berjalan menuju kamarnya. Justin yang melihat Helena pergi, mengerutkan keningnya, dan dia menatap pada pelayan yang berada di sekitarnya tersenyum, dan mereja masih membersihkan rumah. Justin sungguh tidak mengerti sekali dengan makhluk Tuhan yang bernama perempuan ini! kadang moodnya akan sangat baik. Dan setelahnya dia akan marah-marah. Dan akan memukul pria yang berusaha mengatakan cinta dari tindakannya. Justin semakin pusing, dan Justin berdiri dati tempat duduknya, dan dia menatap tiga orang pelayan yang ada di depannya sekarang. “Kalian juga perempuan. Dan kelakuan kalian pasti seperti kekasih saya juga. Kenapa perempuan harus punya sifat yang sangat sulit seperti ini. Dan saya harus memikirkan sekarang bagaimana cara membujuk dirinya.” Ucap Justin memijit kepalanya. Pelayan itu tertawa kecil mendengarnya, dan mereka menatap penuh kasihan pada tuan mereka. “Tuan cukup peluk dia dan cium keningnya. Dan mengatakan kalau Tuan cinta padanya secara lembut dengan tatapan amat tulus,” ucap salah satu pelayan memberikan saran pada Justin. Justin mendengarnya mengangguk. Begitu ya? Kelihatannya tidak susah sama sekali, dan kalau dirinya mencobanya nanti, pasti akan susah, dan dirinya harus siap mental kalau dirinya ditolak dan di dorong oleh Helena. Kuatkanlah mental Justin. Dia tidak mau Helena lama-lama ngambek pada dirinya, dia mau Helena selalu tersenyum dan tidak cemberut pada dirinya. Dia harus membuat Helena untuk melihat perjuangan dirinya. “Terima kasih. Dan lanjutkan pekerjaan kalian,” ucap Justin setelahnya dia pergi dari hadapan ketiga pelayan itu. Ketiga pelayan itu tertawa kecil, dan mereka melanjutkan pekerjaan mereka, dan mereka sangat lucu sekali dengan apa yang dilakukan oleh tuan mereka, yang amat mabuk dicinta. Dan mereka sudah tidak sabar melihat atasan mereka menikah dan memiliki anak nantinya, dan pastinya anak atasan mereka sangat cantik atau tampan. Karena melihat Justin dan Helena saja sudah tahu kalau anak mereka adalah bibit unggul, dan akan menyerupai Helena atau Justin. Dan mereka tidak sabar juga, mansion ini dipenuhi oleh suara-suara anak kecil, karena mansion ini sangat sepi sekali, dan tidak ada bernyawa karena Justin jarang di rumah, dan membuat mansion ini sepi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN