Bab 14. Wanita Gila

2788 Kata
Helena menatap pada Anne yang menunjukkan cara membuat kue pada dirinya, dan dia langsung mengerjapkan matanya beberapa kali, dan dia merasa tidak bisa untuk membuat kue ini. Karena sudah beberapa kali dirinya membuat kesalahan dalam membuat kue ini. Dan rasanya dia mau menangis sekarang juga, dan dia mau mengadu pada Justin kalau dia tidak bisa melakukan ini. Dan kalau dirinya mengadu pada Justin, kalau dia tidak bisa membuat kue ini, maka dirinya akan malu dan dia akan ditertawakan oleh wanita bernama Maudy itu. Yang kebetulan sekarang ada di mansion orang tua Justin. Membuat dirinya kesal dengan wanita itu yang ada di sini, dan sedari tadi wanita itu tersenyum pada Justin. Kecentilan pada calon suaminya. “Sayang, caranya seperti ini, dan kamu sudah mengerti?” tanya Anne pada Helena. Helena yang mendengar pertanyaan ibu mertuanya dia menggeleng pelan, dan dia belum mengerti sama sekali, dan dia masih tidak tahu cara membuat kue yang benar, dan dia menatap dengan tatapan dia mau menangis saja sekarang rasanya. Anne yang melihat Helena menggeleng, dia tersenyum manis pada Helena. Dan dia mengusap lembut rambut Helena, dan dia tahu kalau Helena tidak mudah untuk membuat kue dengan cepat. Dia menatap pada Justin dan Maudy yang ada di ruang tengah. Dan sepertinya kedua orang itu sedang tertawa bersama. Anne menghela napasnya kasar, dan dia tahu apa yang membuat Helena tidak fokus membuat kuenya sekarang. Karena Justin yang sedang bersama dengan Maudy, pastinya Helena tidak akan bisa fokus dalam membuat kue ini. dia mendorong Helena untuk pergi ke ruang tengah. Helena mengangkat sebelah alisnya, dan dia tidak mengerti kenapa calon ibu mertuanya ini mendorong dirinya untuk menjauh. Padahal dia mau melihat bagaimana cara membuat kue kembali. “Kamu temui Justin sana. Dan kamu tidak boleh di sini terus sama Mommy, karena Mommy tidak mau Justin bersama dengan wanita itu terlalu lama,” kata Anne. Helena mendengarnya tertawa kecil, dan dia mengangguk. Dan dia berjalan mendekati Justin. Dan dia melihat Justin yang tertawa bersama dengan Maudy. Helena mengepalkan tangannya. Dia tidak suka melihat itu. Dia langsung duduk di samping Justin. Justin menoleh pada Helena, dan dia tersenyum manis pada Helena, dan dia memeluk Helena dan mengecup pipi gadis itu, membuat Maudy yang melihat itu mengepalkan tangannya, dan dia tidak suka dengan Justin yang mencium pipi Helena. Dan seharusnya Justin mencium pipinya dan jangan mencium pipi Helena. Sungguh menyebalkan sekali. “Kau jangan mencium pipinya Justin!” ucap Maudy. Justin dan Helena melihat pada Maudy, dan mereka merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Maudy. Dan kenapa Justin tidak boleh mencium Helena? Helena itu adalah calon istrinya Justin, dan sudah sewajarnya Justin mencium pipi Helena. Dan bahkan Justin juga harus mencium bibir Helena. “Kenapa kalau aku mencium Helena? Memangnya ada yang salah kalau mencium Helena?” tanya Justin. Maudy mendengar apa yang dikatakan oleh Justin dia tersenyum manis pada Justin, dan dia menatap pada Helena dengan tatapan tidak sukanya. “Kamu dan dia itu tidak cocok Justin, dan yang cocok dengan kamu itu adalah aku!” kata Maudy. Justin mendengarnya tertawa kecil. Merasa lucu sekali dengan apa yang dikatakan oleh Maudy. Wanita ini gila atau apa? Dan kenapa dia mengatakan itu coba? Dia yang katanya cocok dengan Justin. Gila kali kalau Justin sampai memilih dia sebagai calon istrinya, wanita itu tidak ada kata cocoknya sama sekali dengan dirinya. Dan bahkan dirinya tidak tertarik dengan wanita itu. “Kau sedang bermimpi Maudy? Dengan kamu yang bilang kalau kamu lebih cocok dengan aku?” tanya Justin. Maudy mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh Justin pada dirinya. Memang dia yang sangat cocok dengan Justin. Dan bahkan dia juga sama kayanya dengan Justin. Seharusnya Justin memilih dirinya untuk menikah dengan pria itu, jangan memilih wanita tidak jelas itu. “Iya! Aku yang lebih cocok dengan kamu. Dan jangan kau bilang kalau aku bermimpi. Ibumu saja pasti setuju dengan apa yang aku katakan,” ucap Maudy, dan dia melihat pada Anne yang membawa kue dan Anne duduk di single sofa. Maudy tersenyum pada Anne, dan dia berdeham pelan, karena dia yakin kalau Anne pasti setuju dengan hubungannya dengan Justin. Dan wanita itu tidak akan pernah melarang dirinya dengan Justin. Dan bahkan Anne pasti mencampakkan Helena sekarang. Wanita miskin itu memang tidak pantas sekali dengan Justin. “Mom, apakah aku cocok dengan Justin?” tanya Maudy. Anne yang mendengar pertanyaan dari Maudy, dia mengangkat sebelah alisnya. Dan dia tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh wanita itu sekarang? Dan apakah wanita itu sungguh bertanya pada dirinya sekarang? “Hah? Maksudmu apa?” tanya Anne. Maudy mendengar pertanyaan Anne tertawa kecil. Dan dia merasa lucu dengan Anne yang seolah tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh dirinya. Padahal dia sedang menanyakan, apakah dirinya cocok dengan Justin? Yang pastinya dia sangat cocok dengan Justin. Siapa yang berani menolak dirinya? Dia yang sangat cantik dan menawan. Dan mampu membuat siapa pun pria jatuh cinta padanya dan tertarik pada dirinya. Dan dia juga dari keluarga kaya raya yang memiliki segalanya. “Apakah aku cocok dengan Justin? Aku yang lebih pantas bukan untuk menikah dengan Justin?” tanya Maudy. Anne yang mendengarnya tertawa kecil, dan dia melihat pada Helena, yang ikut tertawa juga. Anne merasa lucu sekali dengan apa yang dikatakan oleh Maudy. Dan orang bodohpun tahu kalau Helena lebih cocok dengan Justin. Dan Helena lebih cantik dibanding Maudy. Dan dia sangat senang melihat Helena yang cantik dan juga baik hati, dibanding dia melihat pada Maudy, yang memamerkan harta dan terlalu percaya diri sekali dengan mengatakan kalau dirinya sangat cantik. “Ya. Menurutmu?” tanya Anne pada Maudy. Maudy melebarkan senyumannya, dan dia tahu kalau Anne pasti mengatakan dirinya lebih cocok sekarang dibanding dengan si Helena itu. “Ya. Jelas lebih cocok Maudy dibanding dengan Helena itu Mom. Karena kalau dilihat dari sudut manapun. Maudy itu lebih pantas. Dan Maudy juga sepadan dengan Justin, dengan Maudy yang setara dengan Justin. Dan memiliki kekayaan dan pintar cari uang!” jawab Maudy. Anne mengangguk mendengarnya, dan dia menatap pada Justin yang sudah tertawa kecil dan memukul pelan pahanya. Memang sangat lucu sekali Maudy ini, dan dia tidak tahu kalau teman putranya akan selucu ini. Karena ada ya, wanita yang sangat percaya diri, dan jelas-jelas Anne tadi di dapur bersama dengan Helena. Dan Anne juga sangat baik pada Helena. Dan masih dibilang kalau dia lebih pantas dengan Justin, dibanding Helena. Dia lebih suka dengan Helena dibanding dengan wanita yang terlalu percaya diri di depannya ini. Dia tidak suka dengan wanita itu, yang mana wanita itu pasti hanya bisa untuk bekerja dan mempercantik dirinya dibanding merawat Justin. “Oh … kau lebih pantas dengan Justin begitu? Kenapa yang aku lihat, kalau Justin lebih pantas dengan Helena. Dan aku lebih suka Justin menikah dengan Helena dibanding dirimu. Dan aku sudah sangat sayang dengan Helena sekarang,” ucap Anne. Maudy yang mendengarnya terkejut, dan dia mengepalkan tangannya mendengar apa yang dikatakan oleh Anne. Dan dia melihat pada Helena. Dan dia semakin membenci gadis itu. Bisa-bisanya dia merebut perhatian Anne. Dan membuat Anne menyukai gadis miskin seperti itu. Mungkin dunia sudah akan kiamat sekarang. Sudah jelas dia yang terbaik di depan Anne sekarang, dan Anne masih mengatakan kalau dia menyukai wanita miskin itu. Maudy kembali menatap pada Anne, dan dia menatap wanita itu dengan tatapan meminta keyakinannya kalau tadi dirinya hanya salah mendengar saja. Dan Anne tidak serius mengatakan itu. “Mom, Mommy tidak serius mengatakan itu, ‘kan? Dan mana mungkin Mommy serius mengatakan itu. Mommy itu dari keluarga kaya raya loh. Dan sudah sepantasnya juga Mommy bersanding dengan keluarga kaya raya juga. Dan ibuku sudah sangat berharap sekali kalau aku akan menikah dengan Justin. Kalau aku menikah dengan Justin, dijamin banyak orang yang takut pada kita. Dan perusahaan kita akan semakin maju.” Ucap Maudy, dan dia yakin kalau Anne pasti berubah pikiran, dan mengatakan kalau dirinya yang memang pantas. Anne tertawa kecil. “Kami sudah kaya raya. Dan sudah banyak orang takut pada kami, dan tidak mau mencari masalah dengan kami. Dan kami tidak perlu lagi untuk mengabungkan perusahaan kami dengan perusahaanmu. Karena dengan berdiri tegak sendiri saja, kami sudah mampu melawan semuanya,” ucap Anne, dan dia membawa Helena untuk duduk di sampingnya. Dan dia mengusap lembut rambut Helena. Dan sekali-kali dirinya mencium kening Helena. Membuat Maudy yang melihat itu mengepalkan tangannya tidak suka, dan dia menatap pada Helena dengan tatapan tajamnya. Dia mau menghajar Helena sekarang juga rasanya. “Mom! Ayolah! Mommy tidak bercanda dengan apa yang Mommy katakan bukan? Maudy itu lebih pantas untuk Justin. Dan kami sudah bekerja sama. Dan banyak rekan yang lain mengatakan kalau Maudy dan Justin itu sangat cocok sekali. Dan kalau Maudy dan Justin menikah, dan pastinya banyak orang yang suka dan mendukung dengan pernikahan ini,” kata Maudy dan dia masih tidak mau kalah dengan apa yang dikatakan oleh dirinya. Anne mendengarnya dia menatap datar pada Maudy. Dia sungguh tidak suka dengan wanita yang keras kepala dan percaya diri dengan apa yang dikatakan oleh dirinya. Dia maub menarik tangan Maudy sekarang juga dan dia mengusir Maudy dari sini. Dan tidak sepatutnya seorang perempuan merendahkan dirinya untuk memiliki seorang lelaki yang kalau boleh dikatakan tidak tertarik padanya. “Maudy! Justin tidak mau denganmu. Dan percuma saja kau menjelekkan Helena di depan kami, dan itu tidak akan mempan sama sekali, dan tetap saja Helena menjadi pemenangnya di hati Justin. Dan Helena tetap akan menjadi istrinya Justin.” Ucap Anne, dan dia tidak menyangka, kalau Maudy harus berkeras kepala. Maudy mendengarnya marah, dan dia menatap pada Helena yang menatap pada dirinya dengan senyuman sinis dari gadis itu. Maudy berdiri dari tempat duduknya, padahal dia ke sini mau bertemu dengan Anne. Dan dia malah bertemu dengan Helena. Gadis miskin yang katanya akan menjadi istri Justin. Dan dilihat dari sudut manapun. Helena tidak pantas untuk menjadi istrinya Justin. Dan lebih pantas dirinya untuk menjadi istrinya Justin. “Aku permisi dulu. Karena masih banyak urusan yang harus saya urus,” ucap Maudy dan dia pergi dari sana. Ketiga orang yang melihat kepergian Maudy tertawa kecil. Anne mengacak rambut Helena lembut, dan dia sangat senang dengan Helena yang akan menjadi menantunya. Dan dia tahu kalau Helena itu wanita baik dan dia tidak akan memanfaatkan Justin. Dan dia akan menjadi istri yang baik untuk Justin. Dan memberikan cucu yang cantik dan juga tampan untuknya. “Kamu mau belajar buat kue lagi sayang? Mommy tahu kalau tadi kamu tidak fokus membuat kue, karena ada wanita itu di sini. Dan sekarang dia sudah pergi,” ucap Anne dia mengajak Helena untuk membuat kue bersama dengannya. Helena mengangguk mendengarnya, dan dia mau membuat kue bersama dengan Anne dan dia berdiri dari tempat duduknya sekarang, dan dia berjalan menuju dapur kembali bersama dengan Anne. Dan dia menatap pada Anne yang mengeluarkan tepung dan yang lainnya. Dan kali ini dirinya fokus melihat Anne membuat kue, dan dia tersenyum melihat Anne yang membuat kue dengan sangat lihai sekali. Dan Helena mencobanya, dan dia tersenyum dengan kue yang dibuat oleh dirinya, dan kue yang dibuat oleh dirinya lebih baik kali ini dibanding yang beberapa waktu tadi. Yang mana dia membuat itu memang tidak fokus dan dia selalu melihat pada Justin dan Maudy, mana tahu wanita gila itu berbuat hal macam-macam dengan Justin. Dan membuat Justin beralih pada wanita gila itu. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Dan dia akan mencegah Maudy untuk mendekati Justin. Justin hanya miliknya, dan tidak akan pernah bisa menjadi milik wanita tidak waras itu. Anne yang melihat kue buatan Helena, dia tersenyum lebar, ternyata kue buatan Helena lebih baik kali ini. Dan kelihatannya juga sangat enak sekali. Dia menyusun kue buatan Helena ke atas piring, dan setelahnya dia mencicipi satu. Hem … lumayan. Dan kalau Helena berlatih kembali, maka akan terasa lebih sempurna nantinya. “Ini sangat enak sekali sayang. Dan kamu hanya mencoba beberapa kali lagi, dan pastinya akan terasa enak sekali. Dan kamu memang pintar dan cepat belajar, Mommy tahu kalau kamu tadi hanya kurang fokus saja, karena ada wanita sialan itu. Mommy tidak suka pada dia, dan untungnya Justin tidak tertarik pada dia, dan kalau sampai Justin tertarik pada dia. Mommy tidak bisa membayangkan akan memiliki menantu seperti dia.” Ucap Anne. Helena mendengarnya tertawa kecil, dan dia membawa piring berisi kue itu ke ruang tengah dan dia menatap pada calon ayah mertuanya. Aldam yang duduk di depan Justin, dan pria paruh baya itu memainkan ponselnya. “Sore Pa. ini kue buatan Helena, dicoba ya Pa,” ucap Helena. Aldam yang mendengarnya mengangguk, dan dia mulai mencoba kue buatan Helena, dan dia tersenyum merasakan kue buatan Helena yang menurut dirinya sangat enak sekali, dan Helena memang sangat pintar sekali dalam memasak, dan dia cepat tanggap. Walau kue buatan Helena tidak seenak kue buatan Anne. Namun ini sudah sangat lumayan sekali. “Enak. Kamu harus berlatih lagi sama Mommy, dan kamu pasti bisa sehebat dia membuat kue,” ucap Aldam. Helena mendengarnya mengangguk, dan dia akan belajar terus dengan Anne. Dan dia melihat pada Justin yang mencoba kue buatan dirinya. Dia tersenyum pada Justin yang mencoba kue buatan dirinya, dan dia tersenyum sekarang pada Justin yang mengacungkan jempolnya. Helena sangat lega sekali karena Justin suka dengan kue buatan dirinya, dan dia duduk di samping Justin sekarang. Helena mencomot satu kue itu dan memakannya. Dia tersenyum senang ketika merasakan kue buatan dirinya yang memang sangat enak sekali. Dia sangat pintar ternyata membuat kue sekarang. “Ini enak. Aku mau buat kue yang lainnya!” ucap Helena. Justin mendengarnya tertawa kecil, dan dia sangat senang mendengar Helena yang akan mencoba untuk membuat kue yang lainnya, dan pastinya dia akan mendukung Helena untuk membuat kue yang lainnya. Dan dia yakin kalau Helena pasti bisa membuat kue yang lainnya, karena Helena itu sangat pintar dan cepat tanggap. “Kamu pasti bisa membuat kue yang lainnya sayang, dan aku yakin itu. Dan ini saja sudah enak bagi aku. Dan kamu harus belajar lagi pada Mommy. Karena Mommy itu sangat jago sekali membuat kue, dan kue apa pun yang dibuat oleh Mommy memang sangat enak sekali,” ucap Justin. Helena mengangguk, dia akan belajar pada Anne kembali, dan dia yakin kalau dirinya bisa sehebat Anne dalam membuat kue. Dia tahu kalau Anne itu jago dalam membuat kue. “Iya, aku akan membuat kue bersama Mommy kembali. Aku tahu kalau Mommy sangat pandai dalam membuat kue,” ucap Helena, dan dia melihat Anne yang duduk di samping Aldam. Dan Anne tersenyum manis pada Helena. “Kamu hanya perlu diasah sedikit lagi sayang. Kalau kamu sudah pandai membuat berbagai macam jenis kue, kamu bisa buka toko kue. Kamu minta uang pada Justin untuk membuka toko kue,” ucap Anne. Helena mendengarnya tertawa kecil, dan dia melihat pada Justin yang tersenyum lebar padanya, dan Justin kembali mencium pipi Helena. Justin tidak keberatan untuk membuatkan toko kue yang besar untuk Helena. Agar bakat dari Helena semakin berkembang, asalkan memang dikelola dan diperhatikan. Karena kalau sudah yakin membuat toko kue, maka sudah yakin juga untuk mengelolanya. “Aku akan membuka toko kue untuk kamu. Asalkan kamu dengan pandai mengelola toko kue itu, dan kamu harus bisa membagi waktu untuk toko kue, aku, dan kuliah kamu,” ucap Justin, dan dia tidak mau Helena malah mengabaikan salah satunya. Helena terdiam mendengarnya, dan dia tidak bisa membagi waktu terlalu banyak sepertinya, apalagi tentang Justin. Dia mau menikmati waktu yang banyak dengan Justin. Dan dia tidak mau mengabaikan Justin. Justin yang melihat Helena hanya diam saja, dia langsung tersenyum dan dia mengusap rambut Helena lembut. Dan dia mencium kening Helena. Dia tahu kalau Helena sekarang pasti sedang bimbang. Dan tidak perlu bimbang seperti itu. Kalau tidak bisa rasanya membagi waktu. Helena tidak usah membuka toko kue. Dan kebutuhan Helena masih bisa dipenuhi oleh dirinya. “Kamu tidak usah bimbang seperti itu. Kalau kamu tidak bisa untuk membagi waktu rasanya, kamu jangan membuka toko kue. Dan kebutuhan kamu masih bisa aku penuhi dengan baik sayang,” ucap Justin pada Helena. Helena mendengarnya mengulum senyumnya, dan dia mengangguk. Dia sepertinya tidak akan membuka toko kue lebih dulu. Dia akan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Justin, dia akan fokus pada Justin dan juga kuliahnya. Karena itu yang lebih penting untuk dirinya. “Iya, aku tidak akan membuka toko kue dulu. Dan yang lebih penting untuk diriku adalah kamu dan kuliahku,” ucap Helena, membuat Justin tertawa mendengarnya, dan dia mengajak rambut Helena. Dan dia mengangguk setelahnya, dan dia mendukung apa pun keputusan dari Helena. Dan dia tidak akan pernah memaksa Helena untuk melakukan ini itu. “Baiklah sayang. Aku akan mendukung apa pun yang kamu lakukan,” ucap Justin. Helena mendengarnya tertawa kecil, dan dia mencium pipi Justin. Membuat Justin melebarkan senyumannya karena Helena yang mencium pipinya. Justin mengusap rambut Helena lembut. Dan dia juga mencium pipi Helena, membuat Aldam dan Anne yang melihatnya mengulum senyum mereka dan merasa bahagia melihat putra mereka memilih pasangan hidup yang tepat sekali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN