38

1376 Kata

"Apa ini benar-benar keputusanmu, Nay?" tanya Viren pelan, langkah dansanya menyatu dengan musik yang mengalun lambat di sekeliling mereka. Matanya menatap Nayara penuh luka yang disembunyikan di balik sorot hangatnya. Nayara hanya mengangguk kecil. Sekilas senyumnya terbit, tapi sorot matanya tak sepenuhnya bahagia. "Apa ini bagian dari rencana besarmu selama ini?" tanya Viren lagi, suaranya lebih lirih. “Kau tahu, soal dendam itu... atau keluarga Mahadipa…” “Entahlah,” jawab Nayara nyaris dalam bisikan. “Tapi kalau ini satu-satunya jalan… jalan yang bisa kuambil sendiri, maka aku akan menjalaninya.” Viren menarik napas berat, jemarinya mengencang di punggung tangan Nayara. “Tapi kenapa harus mengorbankan dirimu, Nay? Kenapa bukan cara lain?” “Percayalah… aku tidak apa-apa,” Nayara m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN