55

1567 Kata

Gudang Tua Pinggiran Surabaya — 00:19 Langit mengguntur. Hujan menampar genting seng dengan suara yang seperti jerit kesakitan. Di ruangan gelap lembab, tubuh Nayara tergantung lemas pada tali besi yang menahan kedua tangannya di atas kepala. Nafasnya berat. Lehernya terluka karena jeratan kasar. Tangannya penuh lecet, beberapa bagian memar dan berdarah. Dress putih gading yang tadi pagi tampak anggun kini robek di beberapa bagian, menghitam karena kotoran dan lembab ruangan. Lututnya lemas, tak kuat menopang tubuh, membuat beban ikatan di tangannya semakin menyiksa. Air mata mengalir. Pelan. Terus-menerus. Dia menggigit bibir, menahan isakan. Tapi bibir itu pun sudah pecah—berdarah akibat tamparan dan ciuman paksa Rakendra. Dalam remang pikirannya, Nayara terus merapalkan doa. “Mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN