19. Putri Kebanggaan

1453 Kata

"Pa, kalau nanti Papa udah sehat lagi, kapan-kapan kita main ke pantai, ya?" Jill berujar penuh semangat. Padahal Jill tahu, sulit bagi ayahnya untuk diajak bepergian. Bahkan untuk duduk dalam waktu lama saja Stanley sudah tidak sanggup. Sepanjang waktunya hanya dihabiskan untuk berbaring dalam kesendirian. Stanley tersenyum lemah. "Jill sering kangen sama waktu-waktu kita dulu, Pa." Jill membelai lembut lengan sang ayah. "Papa tahu nggak? Papa tuh keren banget, tau! Papa serba bisa. Papa bisa buat istana pasir yang besar banget, bagus lagi. Jill selalu kalah. Jer juga nggak bisa. Belum-belum istana pasir yang Jer buat selalu rubuh, dan Jer pasti nangis." Stanley mendengarkan sambil pikirannya ikut terbang ke masa itu. Masa ketika ia masih sedemikian gagah dan menjadi pahlawan super

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN