Di saat yang lain. Max setelah dari penjara XX yang terkenal paling kejam dan ketat di negara mereka, memilih untuk pergi ke rumah putih. Rumah di mana ada seorang wanita yang menunggu dirinya. Dan di tengah perjalanan yang cukup jauh. Karena lokasi dari penjara tersebut ke rumah putih cukup memakan waktu yang lama. Ponsel Max berdering dengan tidak sabaran. Max menekan LCD di layar mobilnya pada saat melihat penelpon adalah Fergi. "Halo Tuan Max," sapa Fergi dengan nada hati-hati. "Ada apa Fergi ?" jawab Max dengan suara beratnya. "..." "Fergi !! Ada apa ?!" suara max yang sudah tidak sabar. "Maafkan saya Madam..." gumam Fergi yang dapat di dengar oleh Max. Max menaikkan satu alisnya. Di dalam batinnya pasti sudah ada sesuatu yang terjadi. "Fergii !!" seru Max tinggi. "Tu—tuan..