Malam ini hujan kembali mengguyur, terbitkan dingin yang semakin mencekam. Khansa bersedekap menahan dingin, bibirnya sedikit gemetar, padahal ia sudah mengenakan pakaian tiga lapis. Bagian paling luar, ia mengenakan sweater. Gara duduk di sebelah Khansa yang tengah mematung di sofa. Terkadang ia ingin memeluk istrinya atau menggenggam tangannya, tapi rasanya masih sungkan. Ia melirik Khansa yang entah kenapa malam ini terlihat lebih cantik. “Neng....” Khansa berusaha mencari sumber suara. Tangannya meraba-raba. Gara meraih tangan Khansa dan ia mengusapkan tangan Khansa di pipinya. Khansa sedikit berdebar merasakan telapak tangannya digenggam Gara dan ditempelkan ke pipi suaminya. “Aa di sini Neng....” ucap Gara. Khansa tersenyum. Ia menempelkan telapak tangannya di pipi sebelah. Jari

