Setelah Bina keluar dari ruangannya, konsentrasi Miko pada pekerjaan hilang tak bersisa. Memikirkan tentang pernikahannya dengan Bina yang dengan mudahnya tadi dia setujui itu entah kenapa malah membuat Miko uring-uringan. Bagaimana cara memberitahu ibunya? Bagaimana cara menjelaskan perasaanya? Bagaimana agar semua orang tidak tahu bahwa itu bukan pernikahan yang sebenarnya? Haruskan Miko menikah sungguhan atau tidak menikah sungguhan? Kepala Miko rasanya mau pecah memikirkan semua itu. Bina mengatakan mereka tidak perlu menikah sungguhan. Mereka cukup meyakinkan semua orang bahwa mereka adalah suami istri saja. Tapi entah kenapa Miko tidak suka dengan usulan itu. Miko ingin mereka menikah sungguhan. Mengenai akhir dari hubungan pernikahan palsu itu, biar jadi urusan belakang. “Pulang