Miko tersenyum menatap Bina yang terlihat sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuknya. Setelah itu keduanya sarapan bersama dengan sesekali di selingi obrolan ringan yang menyenangkan. Jujur saja kehadiran Bina membuat Miko bahagia. Dia tidak pernah menyesal sedikitpun menyetujui pernikahan dengan gadis itu. “Kapan haid kamu selesai?” Tanya Miko yang seketika membuat pipi Bina memerah. “Kayaknya satu atau dua hari lagi.” Balas Bina pelan sekali. Miko tersenyum geli melihat istrinya malu-malu. Padahal dulu di apartemen, mereka pernah hampir melakukannya. “Oke, kabarin aku kalau udah selesai.” Ucap Miko dengan seringai jahil yang membuat Bina semakin malu. Keduanya kemudian berangkat bekerja bersama, dan mulai larut dalam pekerjaan yang sedang banyak-banyaknya. Tapi karena pekerjaan yang