Hari semakin sore dan Miko mengajak Bina untuk turun dari bukit itu menuju taman bunga yang merupakan milik neneknya itu. Bina sedikit menggerutu karena selain menaikinya tadi, menuruni bukit ini juga melelahkan untuknya. Padahal Miko terlihat biasa saja bahkan napasnya masih tergolong teratur. “Mas jangan cepet-cepet ih aku engap.” Bina memprotes. Tapi Miko terus berjalan saja tanpa merespon membuat Bina kesal. Gadis itu terus mengikuti Miko sambil menggerutu. Sementara Miko diam-diam tersenyum geli mendengar gerutuan Bina yang lucu. Sesampainya di bawah napas Bina tidak beraturan. Miko memberinya sebotol air mineral yang langsung Bina tenggak abis. Kemudian ketika Bina hendak mengomel, ponsel Miko berdering. “Miko bentar lagi pulang bund, nggak bakal nginep. Anak kesayangan bunda ngg