17. Curhat.

1216 Kata

Miko termenung sambil melirik secarik undangan yang tadi baru saja diantarakan oleh Laras. Rupanya kali ini Laras memang serius dengan ucapannya yang ingin mengakhiri hubungan tidak jelas mereka. Miko pikir ini adalah yang dia inginkan tapi entah kenapa Miko merasakan ada sedikit rasa sakit yang hinggap di dadanya. Fokusnya pada pekerjaan menghilang begitu saja, untungnya tidak lama kemudian jam makan siang datang. Laki-laki itu beranjak dari kursinya menyambar kunci mobilnya dan berjalan keluar. “Boss gue sama Bina mau mak—” “Gue nggak ikut!” Potong Miko cepat tanpa menoleh dan terus berjalan menuju parkiran. Laki-laki itu melajukan mobilnya kemudian menuju kantor Raven. Miko butuh teman bicara yang tidak menghakiminya, tidak meledeknya dan bisa menanggapi ceritanya dengan cerdas. Pilih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN