Miko masih memeluk Bina hingga pagi menjelang. Sejak keduanya saling menerima malam itu, Miko merasa dia menjadi semakin dekat dengan Bina sekalipun isi kepala Bina masih belum bisa dia terka. Tapi melihat istrinya jadi sering tersenyum dan tertawa saat di dekatnya membuat Miko ikut bahagia. “Mas udah pagi.” Ucap Bina sambil berusaha menyingkirkan tangan Miko yang melingkar erat di perutnya tapi tidak bisa. “Lima menit lagi.” Ucap laki-laki itu bukannya melonggarkan pelukannya malam semakin mengeratkannya. Membuat Bina terkekeh geli. “Lepasin aku dulu, aku mau mandi.” Rengek Bina yang tidak di hiraukan oleh Miko. Wamita itu kembali tertawa sambil terus menggeliat melepaskan diri dari belitan Miko yang seperti ular itu tapi tidak bisa. Diam-diam Miko ikut tersenyum, saling bercanda seper