"Shinta, Mami lihat, sepertinya kamu sudah mulai bisa menikmati, peran barumu sebagai istri." "Ya mau bagaimana lagi, Mimi, mau tidak mau, suka tidak suka, Shinta memang sudah menikah." "Baguslah kalau kamu menyadari itu, Mimi ingin punya cucu selusin." "Haah! Iiih, Mimi, enak benar bilangnya ingin cucu selusin, yang ngurusnya siapa, Mi?" "Mimi sama Bundanya Sakha." "Iih nggak ah, cukup dua aja, Mi," sahut Shinta, dengan wajah cemberut. Mereka kembali ke ruang tamu. Di tangan Shinta ada nampan berisi empat cangkir teh hangat. "Kenapa wajahmu cemberut begitu, Shinta?" Tanya David. "Mimi nih, Pi, minta cucu selusin." "Waah ... Mimi satu pemikiran dengan aku tuh, Mi," kata Sakha. "Iih kamu ya, kamu enak tinggal tembak selesai. Tapi yang hamil aku, yang melahirkan juga aku!" sahut S