Bab 4

1113 Kata
Setelah makan, bahkan Arthur belum juga datang yang membuat Luna menghela nafas panjangnya, kini dia sedang sendirian di dapur, dia ingin membuat minuman hangat untuk dirinya sendiri. Dia tidak meminta pelayan karena mereka sudah beristirahat di paviliun belakang, para pelayan memang bekerja hanya sampai memasak makan malam, setelahnya mereka mengambil jatah makan malam mereka dan istirahat, mereka tidak di perbolehkan masuk lagi ke mansion utama saat malam hari, mereka hanya akan kembali saat pagi hari. "Sedang membuat apa?" Tanya Juan yang bahkan seperti hampir memeluk Luna namun tangannya bertengger di meja. Tentu saja Luna terkejut dan bahkan reflek membalikkan tubuhnya, tubuhnya dan Juan benar-benar sangat dekat yang membuat Luna menelan salivanya dengan susah. "Menyingkirlah, Juan." Kata Luna yang mendorong da da Juan namun tentu saja tidak mempan karena tubuh Juan yang besar dan kekar, Luna sendiri bahkan bisa merasakan da da Juan yang keras saat dia berusaha untuk mendorongnya. "Aku hanya bertanya, kenapa kau seperti takut kepadaku." Kata Juan yang membuat Luna ingin sekali memukulnya. Namun sayangnya dia tidak memiliki keberanian itu. Tentu saja dia takut, yang di depannya adalah kakak iparnya, kakak dari suaminya, mana bisa dia tidak takut jika mereka saja dengan posisi sedekat ini. "Kau terlalu dekat saat bertanya, tentu aku takut jika Arthur akan melihat kita dan akan salah paham." Kata Luna yang mendorong Juan lagi yang membuat dia tersenyum tipis dan akhirnya menyingkir. Luna dengan buru-buru mengambil minumannya dan langsung ke kamarnya, dia menghela nafasnya lega karena terbebas dari kakk iparnya, "Astaga. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Tidak mungkin jika dia menyukaiku, kan?" Gumam Luna namun dia memukul dahinya sendiri. "Kau percaya diri sekali, bahkan Juan sangat tampan, dia tidak mungkin suka dengan adik iparnya sendiri, dengan tidak lain aku kan bekas." Gumam Luna terkekeh sendiri. Luna menunggu suaminya di kamar sambil membaca buku dan meminum minuman hangat buatannya tadi. Tak lama, pintu kamarnya terbuka yang membuat Luna tersenyum dan akhirnya langsung menghampiri suaminya. "Malam sekali kau lembur, Sayang." Kata Luna yang membantunya melepaskan jasnya dan dadinya. "Hm, banyak sekali pekerjaan," kata Arthur. "Tadi perasaan kau tidak memakai baju dan jas ini, kenapa ganti?" Tanya Luna yang memperhatikan jas dan kemeja Arthur. "Tadi pagi bajuku terkena minuman, jadi aku menggantinya." Kata Arthur beralasan yang di tanggapi Luna dengan menggut-manggut. Padahal jas dan kemejanya tadi terkena cairannya saat bermain panas dengan selingkuhannya, tentu saja Arthur menggantinya dan tidak ingin dirinya berbau pandan. "Kau sudah wangi, habis mandi?" Tanya Luna yang mengalungkan tangannya di leher suaminya. Arthur tersenyum dan mencium singkat bibir istrinya yang memang sangat cantik. "Sebelum pulang aku memang mandi, kerja seharian membuat tubuh sedikit lemas, jadi aku mandi agar fress ketika bertemu denganmu." Kata Arthur yang membuat Luna terkekeh. Luna tentu saja percaya karena memang ini bukan yamg pertama kalinya, Arthur memnag sering mandi saat lembur, dan itu tidak masalah baginya. Arthur mer*mas pntat istrinya yang membuat dia tersenyum miring. "Tidak menggunakan dalaman?" Ucap Arthur namun Luna hanya menanggapinya dengan senyuman. "Jika kau lelah tidak perlu melakukannya malam ini, aku bisa mengerti." Kata Luna. Tadinya di memang ingin melakukannya dengan suaminya namun sepertinya meihat Arthur pulang malam seperti ini, dia merasa kasihan. "Jika denganmu aku tidak pernah lelah." Kata Arthur yang mulai Memgerang dan baru menyadari jika Luna juga tidak memakai br4. "Kau sengaja memancingnya, jadi kau harus bertanggung jawab untuk memuaskanmya." Kata Arthur lalu meraup bibir istrinya dengan sangat liar. Tentu saja Luna langsung membahasnya, dia yang tidak pernah puas jika berhubungan dengan suaminya haus akan hubungan intim dan ingin selalu mencoba untuk kalah dari suaminya agar dia bisa merasa puas duluan. Arthur tidak terlalu lama melakukan pemanasan, dia bahkan langsung membuka baju istrinya yang sudah polos. "Berbaliklah, Sayang." Ucap Arthur yang di memgerti oleh Arthur. Luna berbalik dan bahkan langsung mendes4h ketika Arthur langsung melakukan penyatuan. "Ini benar-benar sempit, Sayang." Erang Arthur. Entah kemapa milik istrinya masih saja selalu sempit padahal dia dan Luna sudah menikah hampir dua tahun dan sudah pasti mereka jiga sudah sering melakukannya namun tidak membuat milik Luna kendor. "Aah. Yah sayang, tolong penuhi aku, pu4skan aku." Lenguh Luna yang sudah meraskan nikmat ketika suaminya mulai dengan cepat mengvjamnya dari belakang. "Ini terlalu sempit, Sayang. Aku sudah ingin keluar." Erang Arthur yang masih berusaha menahan miliknya agar bisa bersamaan dengan Luna. Namun sialnya ini benar-benar terlalu sempit dan nikmat membuat dia sudah tidak tahan dan akhirnya mengejntakkan miliknya terlalau dalam yang membuat Luna menggigit bibir bawahnya karena lagi-lagi Arthur keluar lebih cepat. Arthur mermas pntat Kuna yang sangat kenyal dan padat dan menciumi punggungnya, Luna selalu menjaga tubuhnya dan sangat wangi saat bersamanya. Dia melepas kebanggaaannya dan mengelapnya dengan tisu. "Aku belum mendapatkan pelepasanku, bisakah kau mencoba untuk ronde kedua," kata Luma dengan manja berharap jika Arthur mau untuk melakukannya lagi. Arthur sebenarnya sudah cukup lelah namun akhirnya dia mengangguk. "Kau di atas, karena aku sudah lelah." Kata Arthur yang membuat Luna tersenyum dan mengangguk. Arthur lalu berbaring. Luna langsung menciumi da da suaminya bahkan menj*latinya yang membuat Arthur mrngerang, miliknya akhirnya bisa mengeras lagi yang membuat Luna benar-benar senang. Luna langsung naik dan melakukan penyatuan yang membuat keduanya akhirnya lagi-lagi mendes4h. "Aah, Arthur." Lenguh Luna dengan goyangan andalannya yang membuat Arthur juga mengerang, goyangan Luna benar-benar membuat miliknya geli dan akhirnya lagi-lagi mendaatkan pelepasan terlebih dahulu, Luna sendiri menggigit bibir bawahnya ketika merasakan milik suaminya membesar dan miliknya hangat yang ternyata suaminya lagi-lagi sudah mendapatkan pelepasannya. "Goyanganmu sangat nikmat, aku benar-benar tidah tahan." Kata Arthur. "Turunlah, Sayang. Milikku sudah lemas." Ucapnya. "Tapi aku belum mendapatkan pelepasnku, kita baru memulainya, bisakah kita melakukannya lagi?" Ucap Luna bwrharap suaminya mau, bahkan dalam dua ronde tadi, bisa di hitung beberapa menit mereka melakukannya, dan itu sangat sebentar. "Kau ini hyper sekali, kenapa berhubungan denganmu tidak pernah mendapatkan pelepasan, apa kau memiliki kelainan?" Katq Arthur yang malah menyalahkan Luna. "Bukan hyper, tapi karena kita memang melakukannya sangat sebentar, aku sudah sangat geli, tapi kau duluan yang mendapatkannya, setwlah mendapatkannya bahkan kau tidak mau bergerak lagi." Ucap Luna. "Aku tidak bergerak karena tentu saja sudah lemas, bukan hanya aku, semua pria seperti itu. Sudahlah. Kau membuatku tersinggung, secara tidak langsung kau mengataiku lria lemah karena tidak bisa bermain lebih lama" Kata Arthur yang memilih untuk langsung memejamkan matanya dan memakai selimut untuk menutupi dirinya. "Bukan maksutku seperti itu, Sayang. Kota suami istri, Tapi setidaknya kau mau berusaha membuatku puas juga dan— "Lebih baik kau diam, jika kau ingin puas, gunakan tanganmu, aku sudah sering mengatakan itu kan. Atau kau bisa membeli alat umtuk memuaskan nafsumu yang berlebihan itu." Kata Arthur yang malah mengatainya dan mengatakan jika Luna yang tidak normal. Luna memgepalkan tangannya, lagi-lagi ini akan terjadi, Arthur tidak pernah menengahi dan berusaha membuat mereka agar tidak berdebat saat berhubungan, perkataannya selalu menyakiti hatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN