Bab 4

1151 Kata
Setelah makan, bahkan Arthur belum juga datang yang membuat Luna menghela nafas panjangnya, kini dia sedang sendirian di dapur, dia ingin membuat minuman hangat untuk dirinya sendiri. Dia tidak meminta pelayan karena mereka sudah beristirahat di paviliun belakang, para pelayan memang bekerja hanya sampai memasak makan malam, setelahnya mereka mengambil jatah makan malam mereka dan istirahat, mereka tidak di perbolehkan masuk lagi ke mansion utama saat malam hari, mereka hanya akan kembali saat pagi hari. "Sedang membuat apa?" Tanya Juan yang bahkan seperti hampir memeluk Luna namun tangannya bertengger di meja. Tentu saja Luna terkejut dan bahkan reflek membalikkan tubuhnya, tubuhnya dan Juan benar-benar sangat dekat yang membuat Luna menelan salivanya dengan susah. "Menyingkirlah, Juan." Kata Luna yang mendorong da da Juan namun tentu saja tidak mempan karena tubuh Juan yang besar dan kekar, Luna sendiri bahkan bisa merasakan da da Juan yang keras saat dia berusaha untuk mendorongnya. "Aku hanya bertanya, kenapa kau seperti takut kepadaku." Kata Juan yang membuat Luna ingin sekali memukulnya. Namun sayangnya dia tidak memiliki keberanian itu. Tentu saja dia takut, yang di depannya adalah kakak iparnya, kakak dari suaminya, mana bisa dia tidak takut jika mereka saja dengan posisi sedekat ini. "Kau terlalu dekat saat bertanya, tentu aku takut jika Arthur akan melihat kita dan akan salah paham." Kata Luna yang mendorong Juan lagi yang membuat dia tersenyum tipis dan akhirnya menyingkir. Luna dengan buru-buru mengambil minumannya dan langsung ke kamarnya, dia menghela nafasnya lega karena terbebas dari kakk iparnya, "Astaga. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Tidak mungkin jika dia menyukaiku, kan?" Gumam Luna namun dia memukul dahinya sendiri. "Kau percaya diri sekali, bahkan Juan sangat tampan, dia tidak mungkin suka dengan adik iparnya sendiri, dengan tidak lain aku kan bekas." Gumam Luna terkekeh sendiri. Luna menunggu suaminya di kamar sambil membaca buku dan meminum minuman hangat buatannya tadi. Tak lama, pintu kamarnya terbuka yang membuat Luna tersenyum dan akhirnya langsung menghampiri suaminya. "Malam sekali kau lembur, Sayang." Kata Luna yang membantunya melepaskan jasnya dan dadinya. "Hm, banyak sekali pekerjaan," kata Arthur. "Tadi perasaan kau tidak memakai baju dan jas ini, kenapa ganti?" Tanya Luna yang memperhatikan jas dan kemeja Arthur. "Tadi pagi bajuku terkena minuman, jadi aku menggantinya." Kata Arthur beralasan yang di tanggapi Luna dengan menggut-manggut. Padahal jas dan kemejanya tadi terkena cairannya saat bermain panas dengan selingkuhannya, tentu saja Arthur menggantinya dan tidak ingin dirinya berbau pandan. "Kau sudah wangi, habis mandi?" Tanya Luna yang mengalungkan tangannya di leher suaminya. Arthur tersenyum dan mencium singkat bibir istrinya yang memang sangat cantik. "Sebelum pulang aku memang mandi, kerja seharian membuat tubuh sedikit lemas, jadi aku mandi agar fress ketika bertemu denganmu." Kata Arthur yang membuat Luna terkekeh. Luna tentu saja percaya karena memang ini bukan yamg pertama kalinya, Arthur memnag sering mandi saat lembur, dan itu tidak masalah baginya. Arthur mer*mas bongkahan padat belakang milik istrinya yang membuat dia tersenyum miring. "Tidak menggunakan dalaman?" Ucap Arthur namun Luna hanya menanggapinya dengan senyuman. "Jika kau lelah tidak perlu melakukannya malam ini, aku bisa mengerti." Kata Luna. Tadinya di memang ingin melakukannya dengan suaminya namun sepertinya meihat Arthur pulang malam seperti ini, dia merasa kasihan. "Jika denganmu aku tidak pernah lelah." Kata Arthur yang mulai mengerang dan baru menyadari jika Luna juga tidak memakai br4. "Kau sengaja memancingnya, jadi kau harus bertanggung jawab untuk memuaskanmya." Kata Arthur lalu meraup bibir istrinya dengan sangat liar. Tentu saja Luna langsung membahasnya, dia yang tidak pernah puas jika berhubungan dengan suaminya haus akan hubungan intim dan ingin selalu mencoba untuk kalah dari suaminya agar dia bisa merasa puas duluan. Arthur tidak terlalu lama melakukan pemanasan, dia bahkan langsung membuka baju istrinya yang sudah polos. "Berbaliklah, Sayang." Ucap Arthur yang di memgerti oleh Luna. Luna berbalik dan bahkan langsung mendes4h ketika Arthur langsung melakukan penyatuan. "Ini benar-benar sempit, Sayang." Erang Arthur. Entah kenapa milik istrinya masih saja selalu sempit padahal dia dan Luna sudah menikah hampir dua tahun dan sudah pasti mereka juga sudah sering melakukannya namun tidak membuat milik Luna kendor. Luna sendiri merasakan gelombang kehangatan yang mengalir dalam dirinya saat suaminya mulai mendekat dengan penuh gairah dari belakang. Ada sensasi yang begitu intens, membuatnya terhanyut dalam perasaan yang sulit diungkapkan. Arthur pun berusaha menyesuaikan ritme agar mereka bisa merasakan kebersamaan yang sempurna. Namun, kehangatan itu begitu kuat bagi Arthur sehingga membuatnya sulit menahan diri, dan akhirnya Arthur harus berhenti lebih cepat dari yang diharapkan. Ia kembali memeluk tubuh Luna yang lembut dan hangat, mencium punggungnya dengan penuh kasih sayang. Luna selalu menjaga dirinya dengan baik, dan aroma harum yang menyertainya membuat momen itu terasa semakin istimewa. Luna sendiri sedikit kecewa karena lagi-lagi ini akan terjadi, dimana suaminya mendapatkan kehangatannya lebih dulu darinya. Dia melepas kebanggaaannya dan mengelapnya dengan tisu. "Aku belum mendapatkan pelepasanku, bisakah kau mencoba untuk ronde kedua," kata Luma dengan manja berharap jika Arthur mau untuk melakukannya lagi. Arthur sebenarnya sudah cukup lelah namun akhirnya dia mengangguk. "Kau di atas, karena aku sudah lelah." Kata Arthur yang membuat Luna tersenyum dan mengangguk. Arthur lalu berbaring dan membiarkan Luna yang langsung menciumi da da suaminya bahkan mempermainkannya, dan berhasil membuat Arthur semakin mrngerang, miliknya akhirnya bisa mengeras lagi yang membuat Luna benar-benar senang. Luna langsung naik dan melakukan penyatuan yang membuat keduanya akhirnya lagi-lagi mendes4h. "Aah, Arthur," Luna menghela napas pelan sambil menggerakkan tubuhnya dengan ritme yang membuat Arthur ikut merasakan gelombang perasaan yang mendalam. Goyangan Luna begitu memikat hingga Arthur merasa lelah dan akhirnya mencapai puncak perasaannya terlebih dahulu. Luna menggigit bibir bawahnya, merasakan kehangatan yang mengalir dari suaminya, tanda bahwa Arthur sudah lebih dulu merasakan kepuasan. "Goyanganmu sangat menyenangkan, aku benar-benar sulit menahan diri," kata Arthur dengan suara lembut. "Turunlah, Sayang. Aku sudah merasa lelah," ujarnya. "Tapi aku belum merasakan puncak perasaanku. Kita baru saja memulai, bisakah kita melakukannya lagi?" Luna berharap suaminya bersedia, meskipun dalam dua ronde sebelumnya mereka hanya menghabiskan beberapa menit, terasa begitu singkat baginya. "Kau ini hyper sekali, kenapa berhubungan denganmu tidak pernah mendapatkan pelepasan, apa kau memiliki kelainan?" Kata Arthur yang malah menyalahkan Luna. "Bukan hyper, tapi karena kita memang melakukannya sangat sebentar, aku sudah sangat berhasrat, tapi kau duluan yang mendapatkannya, setelah mendapatkannya bahkan kau tidak mau bergerak lagi." Ucap Luna. "Aku tidak bergerak karena tentu saja sudah lemas, bukan hanya aku, semua pria seperti itu. Sudahlah. Kau membuatku tersinggung, secara tidak langsung kau mengataiku lria lemah karena tidak bisa bermain lebih lama" Kata Arthur yang memilih untuk langsung memejamkan matanya dan memakai selimut untuk menutupi dirinya. "Bukan maksutku seperti itu, Sayang. Kita suami istri, Tapi setidaknya kau mau berusaha membuatku puas juga dan— "Lebih baik kau diam, jika kau ingin puas, gunakan tanganmu, aku sudah sering mengatakan itu kan. Atau kau bisa membeli alat umtuk memuaskan nafsumu yang berlebihan itu." Kata Arthur yang malah mengatainya dan mengatakan jika Luna yang tidak normal. Luna memgepalkan tangannya, lagi-lagi ini akan terjadi, Arthur tidak pernah menengahi dan berusaha membuat mereka agar tidak berdebat saat berhubungan, perkataannya selalu menyakiti hatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN