Keesokkan paginya, Sindy terbangun. Dia melenguh karena merasakan hal lain. Dia membuka matanya dan melotot karena suaminya sudah berada di bawahnya. "G-gavin. Apa yang kau lakukan." Sindy reflek memegang kepala Gavin karena dia bahkan semakin mempermainkan miliknya. "Saat aku terbangun, aku melihat wajah cantikmu, aku tidak tahan, akhirnya aku mempermainkannya, bukankah ini sudah sangat lama? Aku sangat merindukanmu. Sayang." Ucap Gavin menjeda sebentar pemainnnya dan menggantinya dengan jarinya. Sindy membiarkannya karena dia sudah sangat b*******h dan terangsang dengan apa yang dilakukan Gavin, Gavin bahkan merangkak di atas Sindy dan meraih bibirnya, dia benar-benar merindukan wanitanya ini sehingga dia semakin mencumbunya dengan beralih ke buah jeruk milik Sindy tanpa melepaskan

