Jangan pergi, aku takut

1837 Kata

Alice termenung, meratapi diri di depan cermin. Sedari tadi ia terus memandangi tanda merah kecil di leher dan bagian atas dadanya, merabanya dengan perasaan campur aduk. Alice masih tak percaya akan apa yang sudah terjadi padanya beberapa saat lalu. "Ragas, jangan!" "Ragas, hentikan!" "Ragas, cukup!" Harusnya Alice meneriakkan semua kata-kata itu pada Ragas, ketika cowok itu dengan berani menyematkan dua tanda tersebut di atas kulit mulusnya. Namun, seakan tidak berdaya, atau malah mungkin menikmatinya, Alice justru larut dalam setiap sentuhan bibir Ragas di atas kulitnya. Bahkan Alice kini malah terbayang-bayang bagaimana rasanya saat bibir Ragas membelai lembut bibirnya. Tangannya refleks memegangi bibir bawahnya, seolah ia bisa merasakan kembali sentuhan panas yang Ragas ciptakan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN