Aku terbangun karena merasakan angin dingin yang kupastikan berasal dari luar sedang berusaha untuk membuatku beku. Jam digital di atas nakas menunjukkan pukul 2 malam yang mana artinya ini benar-benar larut. Di sampingku, Alaina masih tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi hingga lehernya, tapi tak kutemui Sarah di sisi ranjang. Aku beranjak ke pintu balkon yang terbuka, ternyata benar dugaan ku, Sarah berada di sana. Dia sedang berdiri sembari menatapi bulan sabit di atas sana. Aku menyunggingkan senyuman tipis sebelum melangkah tepat di belakang Sarah lalu memeluknya dari belakang. Sarah sempat terkejut sebentar, tapi detik berikutnya ia tertawa kecil lalu mengusap punggung tanganku dengan lembut. "Apa yang kau lakukan disini saat tengah malam?" "Tidak, aku terbangun kare