Tanda Sayang

1426 Kata

Kini aku berdiri memandangi semua barang pemberian Papa yang sudah dipindahkan ke dalam apartemen Mbak Ayla. Jumlahnya… luar biasa banyak—saking banyaknya, rasanya seperti satu butik merek terkenal pindah ke sini. Bukan cuma aku yang melongo sambil menata tumpukan kardus dan paper bag itu, tapi juga Mbak Ayla, Mas Mahen, dan Mas Galang. Mereka semua geleng-geleng kepala tak percaya. Kalau Om Dirga, wajahnya tetap santai seolah pemandangan seperti ini sudah jadi hal biasa baginya. Aku jadi curiga—jangan-jangan dia sendiri yang membuat daftar semua barang ini supaya Papa membelikannya untukku. “Lemari kamu gak bakal muat, Ra,” ujar Mas Galang. “Taruh di unit sebelah aja,” sahut Mas Mahen. “Kayaknya gak perlu deh. Kamar tamu kan masih ada satu yang kosong,” timpal Mbak Ayla. Mas Mahen l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN