POV Dirga 8

1270 Kata

Langit malam berubah muram ketika aku berlari menembus koridor rumah sakit. Nafasku memburu, langkahku hampir tak berpijak di lantai yang dingin. Bau obat dan desinfektan menusuk hidung, berpadu dengan rasa cemas yang makin menekan d**a. Di depan ruang ICU, suasana begitu tegang. Semua orang sudah berkumpul—dengan wajah pucat dan mata sembab dari tangis menanti keajaiban yang entah akan datang atau tidak. Mama berdiri di sisi pintu, tubuhnya gemetar hebat. Begitu melihatku datang, beliau langsung menutup mulut dengan tangan, air matanya mengalir lagi. “Dirga—” suaranya serak, “Tara tiba-tiba kejang dan dokter belum keluar hingga sekarang.” Di sisi lain, Mama Sekar—duduk di kursi panjang dengan wajah pucat. Pandangannya kosong menatap pintu ICU, sementara Pak Arindra duduk di atas kursi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN